Pengertian Teori Interaksi Pembelajaran Pendidikan
Teori Interaksi Pembelajaran
Interaksi dalam Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran antara
pendidik dan peserta didik harus ada interaksi. Pendidikan pada dasarnya
merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik, untuk mencapai tujuan
pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Lingkungan ini diatur
serta diawasi agar kegiatan belajar terarah sesuai dengan tujuan pendidikan.
Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam pengembangan dirinya, yaitu
pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadinya ke arah
yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Bonner dalam Gerungan (1996: 57),
interaksi adalah suatu hubungan anatara dua atau lebih individu manusia dimana
kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan
yang lain atau sebaliknya.
Menurut Wikipedia bahasa Indonesia,
Interaksi adalah suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi sewaktu dua atau
lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Jadi,
interaksi belajar mengajar adalah kegiatan timbal balik antara guru dengan anak
didik, atau dengan kata lain bahwa interaksi belajar mengajar adalah suatu
kegiatan sosial, karena antara anak didik dengan temannya, antara si anak didik
dengan gurunya ada suatu komunikasi sosial atau pergaulan.
Roestilah
(1994: 35) mengemukakan bahwa “ interaksi yaitu proses dua arah yang mengandung
tindakan atau perbuatan komunikator maupun komunikan”. Berarti interaksi dapat
terjadi antara pihak dengan pihak yang terlibat saling memberikan aksi dan
reaksi. Sehubungan dengan itu interaksi adalah proses saling mengambil peran.
Zahra (1996: 91) mengemukakan bahwa “interaksi merupakan kegiatan timbal balik.
Interaksi belajar mengajar berarti suatu kegiatan social karena antara peserta
didik dan gurunya ada suatu komunikasi social atau pergaulan”.
Menurut
Sardiman (1986: 8) “interaksi yang dikatakan dengan interaksi pendidikan
apabila secara sadar mempunyai tujuan untuk mendidik, untuk mengantarkan anak
didik ke arah kedewasaan”. Di mana interaksi itu harus diarahkan pada suatu
tujuan tertentu yang bersifat mendidik, yaitu adanya perubahan tingkah laku
anak didik kearah kedewasaan.