Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Iklan Bar

Jenis Membaca Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia

Jenis Membaca Dalam Bahasa Indonesia

Menurut Broughton (dalam Tarigan:1986:1-2) ada tiga jenis membaca yaitu: a) membaca nyaring atau membaca bersuara; b) membaca dalam hati, dan c) membaca telaah isi. 

Membaca Nyaring atau Membaca Bersuara 
Membaca nyaring merupakan suatu keterampilan yang rumit, kompleks, banyak seluk beluknya. Yang pertama-tama menuntut pengertian terhadap aksara di atas halaman kertas dan sebagainya, dan kemudian memproduksikan suara yang tepat dan bermakna. 

Membaca dalam Hati 
Membaca dalam hati adalah membaca yang hanya mempergunakan ingatan visual (visual memory) yang melibatkan mata dan ingatan, bertujuan untuk memperoleh informasi. Keterampilan membaca dalam hati sangat penting, sebab keterampilan membaca dalam hati menjadi kunci untuk memperoleh informasi. Menurut Broughton (dalam Tarigan 1986:31) membaca dalam hati dapat dibagi atas: 1) membaca ekstensif, dan 2) membaca intensif. 

Membaca ekstensif adalah salah satu jenis secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Tujuan membaca ini untuk memahami isi yang penting-penting dengan cepat sehingga dapat membaca secara efisien. Membaca ekstensif meliputi: 1) membaca survei, 2) membaca sekilas, dan 3) membaca dangkal. 

Membaca survei (survei reading) adalah membaca dengan meneliti terlebih dahulu apa-apa yang akan ditelaah atau dipelajari sebelum memulai membaca. Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam membaca survei sebagai berikut. 

a. memeriksa, meneliti indes-indeks, daftar kata-kata yang terdapat dalam buku-buku; 

b. melihat-lihat, memeriksa, meneliti judul-judul bab yang terdapat dalam buku yang bersangkutan; 

c. memeriksa, meneliti bagan, skema, outline buku yang bersangkutan. 

Membaca sekilas (skimming) adalah jenis membaca yang dilakukan dengan cepat untuk mendapatkan informasi dari bagian yang diperlukan saja. Membaca sekilas mempunyai tiga tujuan: 1) untuk memperoleh suatu kesan umum dari suatu buku atau artikel dan tulisan singkat; 2) untuk menentukan hal tertentu dari suatu bacaan; dan 3) untuk menemukan atau menempatkan bahan yang diperlukan dalam perpustakaan. 

3) Membaca dangkal (superficial reading) membaca dangkal pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal bersifat luaran, yang tidak mendalam. 

Membaca intensif (intensive reding) ialah membaca secara teliti atau studi seksama. Membaca ini bertujuan untuk suatu pemahaman yang mendalam serta terperinci terhadap argmen-argumen yang logis, urutan-urutan retoris atau pola-pola teks, pola simbolisnya, nada-nada tambahan yang bersifat emocional dan sosial, pola-pola sikap dan tujuan pengarang, juga sarana-sarana linguistik yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Membaca intensif dibagi atas: 1) membaca telaah isi (contens stidi reading); 2) membaca telaah bahasa. 

Membaca telaah 
Membaca telaah isi adalah membaca dengan tujuan untuk mengetahui serta menelaah isi suatu bacaan secara lebih mendalam. Membaca telaah isi dibagi atas: a) membaca teliti; b) membaca pemahaman; c) membaca kritis; d) membaca ide (Tarigan 1986:39). 

Membaca teliti adalah membaca dengan teliti, yang bertujuan untuk menelaah isi. Menelaah isi suatu bacaan menuntut ketelitian, yang betujuan untuk menelaah isi. Menelaah isi suatu bacaan menuntut katelitian, pemahaman kekritisan berfikir serta keterampilan menangkap ide-ide yang tersirat dalam bacaan. Membaca teliti membutuhkan beberapa keterampilan antara lain: a) survei yang cepat untuk memperhatikan atau melihat organisasi dan pendekatan umum; 2) membaca secara seksama dan membaca ulang paragraf-paragraf untuk menentukan kalimat-kalimat judul dan perincian-perincian penting; dan 3) menemukan hubungan setiap paragraf dengan keseluruhan tulisan atau artikel. 

Membaca pemahaman (reading for under standing) adalah sejenis membaca telaah isi, di samping membaca teliti, membaca kritis dan membaca ide. Membaca pemahaman adalah membaca yang memiliki tujuan memahami isi bacaan yang dibaca. Membaca pemahaman biasanya dilakukan dengan teknik membaca dalam hati. Membaca pemahaman dikatakan suatu proses yang kompleks, sebab di dalam membaca pemahaman pembaca melibatkan sejumlah keterampilan. Keterampilan dalam membaca pemahaman adalah mengungkapkan makna kalimat, mengungkapkan ide pokok paragraf, ide penjelas, dan mengungkapkan isi bacaan. Keterampilan yang petama adalah mengungkapkan makna kalimat. Mengungkapkan makna kalimat adalah memahami makna yang terdapat pada kalimat dalam suatu bacaan, maksudnya adalah makna yang sesuai dengan konteks bacaan. Sehingga pembaca dapat memahami ide pokok paragraf. Keterampilan yang kedua adalah mengungkapkan ide pokok paragraf. Ide pokok paragraf terbentuk dari jalinan kalimat-kalimat yang terdapat dalam paragraf. Keterampilan yang ketiga adalah mengungkapkan ide penjelas paragraf yang terdapat dalam bacaan yang telah dibaca. Ide penjelas merupakan pokok pikiran dalam paragraf. Keterampilan yang keempat adalah mengungkapkan isi bacaan, yaitu memahami isi bacaan yang telah dibaca. 

Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa, menurut Sukarman (2003:13) terdiri dari berbagai aspek, antara lain aspek situasi, bahan bacaan, kesehatan dan keluasan wawasan si pembaca. Situasi di sekitar pembaca sangat berpengaruh terhadap kegiatan membaca pemahaman seseorang. Sebagai kegiatan represif yang mencoba menelaah isi suatu wacana, kegiatan membaca pemahaman memerlukan situasi yang tenang. Dalam keadaaan yang tenang pembaca dapat mengenal setiap lambang bunyi yang dibacanya. Selanjutnya lambang bunyi tersebut akan diberi makna dalam proses pemahaman atau rekontruksi lambing menjadi bunyi bahasa. Aspek bahan bacaan juga berpengaruh terhadap tingkat kesulitan yang dihadapi pembaca. Bahan bacaan yang memiliki tingkat kesukaran tinggi sangat mungkin menjadi kendala bagi pembaca dalam memahaminya. 

Sebaliknya bila bahan bacaan tergolong mudah maka semakin besarlah kemungkinan siswa dapat memahami bacaan yang dibaca secara baik. Aspek yang mempengaruhi membaca pemahaman adalah kesehatan pembaca. Kesehatan yang baik memungkinkan pembaca dapat melakukan kegiatan membacanya secara baik pula, di samping karena dukungan situasi dan bahan bacaan. Aspek lain yang tidak dapat diabaikan adalah aspek keluasan wawasan. Tingkat keluasan wawasan diyakini dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap kemampuan membaca pemahanman seseorang. Hal ini akan tampak secara nyata apabila pembaca dihadapkan dengan bentuk-bentuk yang asing baginya. Luasnya wawasan seserorang, terutama yang berkaitan dengan bahan yang dibacanya, akan sangat menolong dalam memahami suatu bacaan. 

Tujuan membaca pemahaman adalah untuk mencari dan memperoleh informasi yang mencakup isi dan memahami isi bacaan. Menurut Tarigan (1986:56), tujuan membaca pemahaman adalah untuk memperoleh pemahaman mengenai standar-standar atau norma-norma kesastraan (liberary standards), resensi kritis (critical review), drama tulis (printed drama), dan pola-pola fiksasi (pattern of fiction). 

Membaca kritis yaitu jenis membaca yang dilakukan dengan cermat, bijaksana, penuh tenggang rasa, mendalam, evaluatif, analitis, bukan hanya untuk mencari kesalahan semata. 

Membaca ide-ide adalah salah satu jenis membaca yang ingin mencari, memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang ada dalam bacaan yang menitik beratkan pada pelafalan kata-kata baku, melagukan kalimat dengan benar, pemenggalan kelompok kata dan kalimat dengan cepat, menyesuaikan nada, irama, dan tekanan, kelancaran dan kewajaran membaca serta jauh dari ketersendatan, kesalahan ucap, cacat baca lain. Membaca tehnik melaksanakan dengan suara. Oleh karena itu, membaca jenis ini memiliki manfaat ganda baik bagi si pembaca maupun orang lain. 

Membaca telaah bahasa adalah membaca dengan tujuan untuk mengetahui serta menelaah suatu bahan bacaan secara lebih mendalam. Membaca telaah bahasa terdiri atas: 1) membaca bahasa, dan 2) membaca sastra. 

1) Membaca bahasa, yakni membaca dengan tujuan sebagai berikut: (a) memperbesar daya kata (increasingword power); dan (b) mengembangkan kosa kata (developing vocabulary) 

2) Membaca satra, yakni membaca untuk mengenal serta mengetahui seluk beluk bahasa dalam suatu karya satra agar lebih mudah memahami serta menikmati isinya.