Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Iklan Bar

Pengertian Obat-Obat Analgetika Farmasi

ANALGETIKA 

Pengertian Obat-Obat Analgetika 
Analgetika adalah obat-obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Analgetika pada umumnya diartikan sebagai suatu obat yang efektif untuk menghilangkan sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan nyeri lain misalnya nyeri pasca bedah dan pasca bersalin, dismenore (nyeri haid) dan lain-lain sampai pada nyeri hebat yang sulit dikendalikan. Hampir semua analgetik ternyata memiliki efek antipiretik dan efek anti inflamasi. 

Asam salisilat, paracetamol mampu mengatasi nyeri ringan sampai sedang, tetapi nyeri yang hebat membutuhkan analgetik sentral yaitu analgetik narkotik. Efek antipiretik menyebabkan obat tersebut mampu menurunkan suhu tubuh pada keadaan demam sedangkan sifat anti inflamasi berguna untuk mengobati radang sendi (artritis reumatoid) termasuk pirai /gout yaitu kelebihan asam urat sehingga pada daerah sendi terjadi pembengkakan dan timbul rasa nyeri. 

Analgesik anti inflamasi diduga bekerja berdasarkan penghambatan sintesis prostaglandin (penyebab rasa nyeri). Rasa nyeri sendiri dapat dibedakan dalam tiga kategori: 
  • Nyeri ringan (sakit.gigi, sakit kepala, nyeri otot, nyeri haid dll), dapat diatasi dengan asetosal, paracetamol bahkan placebo. 
  • Nyeri sedang (sakit punggung, migrain, rheumatik), memerlukan analgetik perifer kuat. 
  • Nyeri hebat (kolik/kejang usus, kolik batu empedu, kolik batu ginjal, kanker ), harus diatasi dengan analgetik sentral atau analgetik narkotik. 
Penggolongan 
Analgetik dibagi dalam dua golongan besar: 

1) Analgetik narkotik (analgetik sentral) 
Analgetika narkotika bekerja di SSP, memiliki daya penghalang nyeri yang hebat sekali. Dalam dosis besar dapat bersifat depresan umum (mengurangi kesadaran), mempunyai efek samping menimbulkan rasa nyaman (euforia). Hampir semua perasaan tidak nyaman dapat dihilangkan oleh analgesik narkotik kecuali sensasi kulit. 

Harus hati-hati menggunakan analgesik ini karena mempunyai risiko besar terhadap ketergantungan obat (adiksi) dan kecenderungan penyalah gunaan obat. Obat ini hanya dibenarkan untuk penggunaan insidentil pada nyeri hebat (trauma hebat, patah tulang, nyeri infark jantung, kolik batu empedu/batu ginjal. 

Obat golongan ini hanya dibenarkan untuk penggunaan insidentil pada nyeri hebat (trauma hebat, patah tulang, nyeri infark) kolik batu empedu, kolik ginjal. Tanpa indikasi kuat, tidak dibenarkan penggunaannya secara kronik, disamping untuk mengatasi nyeri hebat, penggunaan narkotik diindikasikan pada kanker stadium lanjut karena dapat meringankan penderitaan. Fentanil dan alfentanil umumnya digunakan sebagai premedikasi dalam pembedahan karena dapat memperkuat anestesi umum sehingga mengurangi timbulnya kesadaran selama anestesi. 

Penggolongan analgesik – narkotik adalah sebagai berikut : 
  • alkaloid alam : morfin, codein 
  • derivat semi sintesis : heroin 
  • derivat sintetik : metadon, fentanil 
  • antagonis morfin : nalorfin, nalokson dan pentazocin

Obat generik, indikasi, kontra indikasi dan efek samping
Morfin
Indikasi
Analgesik selama dan setelah pembedahan, analgesi pada situasi lain.
Kontra indikasi
Depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut, peningkatan tekanan otak atau cedera kepala
Efek samping
Mual, muntah, konstipasi, ketergantungan / adiksi pada over dosis menimbulkan keracunan dan dapat menyebabkan kematian.
Sediaan
Morfin HCl (generik) siruf  5mg / 5ml, tablet 10mg, 30mg, 60mg, injeksi 10mg / ml,   20mg / ml

Kodein fosfat
Indikasi
Nyeri ringan sampai sedang
Kontra indikasi
Depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut, peningkatan tekanan otak atau cedera kepala
Efek samping
Mual, muntah, konstipasi, ketergantungan / adiksi pada over dosis menimbulkan keracunan dan dapat menyebabkan kematian.
Sediaan
Kodein fosfat (generik) tablet 10 mg, 15 mg, 20 mg

Fentanil
Indikasi
Nyeri kronik yang sukar diatasi pada kanker
Kontra indikasi
Depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut, peningkatan tekanan otak atau cedera kepala
Efek samping
Mual, muntah, konsipasi, ketergantungan / adiksi pada over dosis menimbulkan keracunan dan dapat menyebabkan kematian.
Sediaan
Bentuk sediaan dapat berupa injeksi atau cakram transdermal (lama kerja  yang panjang)

Petidin HCl
Indikasi
Nyeri sedang sampai berat, nyeri pasca bedah
Kontra indikasi
Depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut, peningkatan tekanan otak atau cedera kepala
Efek samping
Mual, muntah, konstipasi, ketergantungan / adiksi pada over dosis menimbulkan
Sediaan
Petidin (generik) injeksi 50 mg/ml, tabl 50 mg


Tramadol HCl
Indikasi
Nyeri sedang sampai berat
Kontra indikasi
Depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut, peningkatan tekanan otak atau cedera kepala
Efek samping
Mual, muntah, konstpasi, ketergantungan / adiksi pada over dosis menimbulkan keracunan dan dapat menyebabkan kematian.
Sediaan
Tramadol (generik) injeksi 50 mg/ml,      tablet 50 mg