Bahan Makalah Anti Tuberkulosis (TBC) Obat Farmasi
Anti Tuberkulosis (TBC)
Pengertian:
Anti
tuberculosis adalah obat-obat atau kombinasi obat yang diberikan dalam jangka
waktu tertentu untuk mengobati penderita tuberkulosis.
Tuberkulosis
adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis, yang pada umumnya dimulai dengan
membentuk benjolan-benjolan kecil di paru-paru dan ditularkan lewat organ
pernafasan. Kuman TBC pertama kali ditemukan oleh dr Roberet Koch (1882).
Selain
paru-paru, organ tubuh lain yang dapat dijangkiti kuman TBC adalah tulang,
ginjal, kulit dan otak. Sampai saat ini di Indonesia penyakit TBC masih
merupakan penyakit rakyat yang banyak mengambil korban, hal ini disebabkan:
· Masih kurangnya kesadaran untuk
hidup sehat.
· Perumahan yang tidak memenuhi
syarat.(ventilasi dan masuknya cahaya matahari)
· Kebersihan/hygiene
· Kurang gizi/gizi tidak baik.
Penularan kuman TBC dapat melalui:
· Saluran pernafasan (sebaiknya
penderita menutup mulut dengan sapu tangan ketika batuk atau bersin.
· Lewat makanan dan minuman
Penularan
TBC dapat dihindari dengan cara menggunakan desinfektan pada sapu tangan atau
barang-barang yang digunakan, dan mengusahakan agar ruangan tempat penderita
mempunyai ventilasi yang baik.
Cara
pencegahan TBC adalah dengan memberikan vaksinasi sedini mungkin pada bayi-bayi
yang baru lahir. Vaksin yang digunakan adalah vaksin BCG (Basil Calmette
Guerin). Untuk menentukan seseorang terinfeksi oleh basil TBC atau tidak
biasanya dilakukan dengan reaksi Mantoux , yaitu penyuntikan yang dilakukan
dilengan atas dengan tuberkulin (filtrat dari pembiakan basil TBC). Bila
ditempat penyuntikan tidak timbul bengkak merah berarti orang tersebut tidak
terinfeksi TBC.
Pengobatan
Sebelum
ditemukan obat-obat yang dapat memusnahkan penyebab penyakit, bentuk pengobatan
terbatas pada terapi simptomatis seperti mengurangi batuk dan menghilangkan
demam, istirahat total di sanatorium dan diet makanan bergizi yang kaya lemak
dan vitamin A.
Obat
TBC yang pertama kali ditemukan adalah streptomisin, disusul kemudian dengan
PAS dan INH. Sampai tahun 1970-an kombinasi standar untuk pengobatan TBC
menggunakan ketiga obat di atas. Sesudah tahun 1970 kombinasi standar untuk TBC
menjadi INH, ethambutol dan rifampisin.
Dengan
pengobatan modern, setelah 4 sampai 6 minggu pasien bebas bermasyarakat seperti
biasa karena tidak lagi menularkan kuman TBC. Basil TBC terkenal sangat ulet
dan sulit ditembus zat kimia (obat) karena dinding sel bakteri mengandung
banyak lemak dan lilin (wax), sehingga pengobatan TBC memerlukan periode waktu
yang cukup lama .
Tujuan pengobatan kombinasi :
· Mencegah resistensi
· Praktis karena dapat diberikan
sebagai dosis tunggal.
· Mengurangi efek samping.
Obat generik, indikasi, kontra
indikasi dan Efek samping
1. Rifampisin
Indikasi
|
Pengobatan tuberkulosis,
lepra,meningitis
|
Kontra indikasi
|
Pasien kelainan hati, wanita
hamil dan menyusui
|
Efek samping
|
Mual,muntah, diare, pusing,
ganguan penglihatan
|
Peringatan
|
Perlu penerangan rifampisin
menyebab-kan warna merah pada urin, tinja, liur, dahak keringat,dan air mata.
|
Sediaan
|
Rifampisin (generik), kapsul
300mg, 450mg, kaptab 600mg
|
2.
Ethambutol
Indikasi
|
Tuberkulosis dengan kombinasi
bersama obat lain
|
Kontra indikasi
|
anak dibawah 6 thn, neuritis
optik, gangguan visual.
|
Efek samping
|
Neuritis optik, buta warna
merah/hijau, neuritis perifer
|
Sediaan
|
Etambutol (generik), tabl 250mg,
500mg
|
Cara penyimpanan
|
Wadah kedap udara
|
3.
Isoniazid
Indikasi
|
Tuberkulosis, kombinasi dengan
obat
Lain.
Khasiat tuberkulostatik paling kuat
dibanding obat lain.
|
Kontra indikasi
|
Penyakit hati, gangguan fungsi
ginjal
|
Efek samping
|
Neuropati perifer (ganguan saraf
dengan gejala kejang-kejang) yang dapat dicegah dengan pemberian pyridoxin
(vitamin B6). INH kalau digunakan sebagai obat tunggal, resistensinya sangat cepat.
|
Sediaan
|
INH (generik) , tabl 100mg,300mg
|
1. Pyrazinamid
Indikasi
|
Tuberkulosis dalam kombinasi
dengan obat lain, khasiatnya diperkuat oleh isoniazida
|
Kontra indikasi
|
Penderita ganguan hati
|
Efek samping
|
Hepatotoksik (menimbulkan
kerusakan hati) terutama pada dosis lebih dari 2 g/hari
|
Sediaan
|
Pyrazinamide (generik), tbl
500mg)
|
Cara penyimpanan
|
Wadah kedap udara terlindung
dari sinar
|
Spesialite
obat-obat TBC.
NO
|
GENERIK dan LATIN
|
DAGANG
|
PABRIK
|
1
|
Isoniazid (Isoniazidum)
|
INH Ciba
|
Novartis Indonesia
|
Isonex
|
Dumex
|
||
2
|
Rifampisin (Rifampicinum)
|
Rifabiotic
|
Bernofarm
|
Rifamtibi
|
Sanbe
|
||
3
|
Pyrazinamid (Pyrazinamidum)
|
Pezeta
|
Novartis Indonesia
|
4
|
Ethambutol
|
Cetabutol
|
Soho
|
Kalbutol
|
Kalbe farma
|
||
Etibi
|
Rocella
|
||
5
|
Isoniazida+Vit B6
|
Pehadoxin
|
Phapros
|
Inoxin
|
Dexa Medica
|
||
6
|
INH+Vit B6+Ethambutol
|
Intam 6
|
Rhone P
|
Meditam
|
Medikon
|
||
Mycotambin-INH Forte
|
UAP
|
||
7
|
Rifampicin+INH
|
Rimetazid
|
Biochemie
|
Ramicin-Iso
|
Westmont
|
Anti Lepra (Leprostatika)
Lepra
atau kusta adalah suatu infeksi kronis yang terutama merusak jaringan-jaringan
saraf. Pembangkitnya Mycobacterium leprae
ditemukan oleh dokter Norwegia Hansen (1873), memiliki sifat-sifat yang mirip
dengan basil TBC, yaitu sangat ulet karena mengandung banyak lemak dan lilin
yang sukar ditembusi obat, juga pertumbuhannya lambat sekali setelah waktu
inkubasi yang lama, lebih kurang satu tahun.
Di
Indonesia terdapat kurang lebih 100.000 pasien lepra yang diobati di sejumlah
rumah sakit khusus (Leproseri) yang diawasi oleh Lembaga Kusta Departemen
Kesehatan.
Pencegahan
Tes Lepromin adalah suatu injeksi intrakutan dari suspensi
jaringan lepra dan digunakan untuk menetapkan apakah seseorang memiliki daya tangkis cukup
terhadap lepra bentuk – L. Hasil tes negatif berarti orang tersebut sangat peka
untuk infeksi dengan bentuk tersebut.
Pada
tahun 1965 telah dibuktikan di Uganda, bahwa vaksinasi BCG memberikan
perlindungan yang lumayan terhadap
infeksi dengan bentuk – L.
Pengobatan
Sejak
dahulu kala obat satu-satunya terhadap lepra adalah minyak kaulmogra,
yang efektif untuk meredakan gejala-gejalanya tanpa menyembuhkan penyakit.
Pada
tahun 1950 ditemukan dapson yang mampu menghentikan pertumbuhan basil lepra,
yang kemudian lama-kelamaan akan dimusnahkan oleh sistem tangkis tubuh sendiri.
Kemudian ditemukan leprostatika lain antara lain thiambutosin, klofazimin dan rifampisin.
WHO
menganjurkan sebagai terapi pilihan pertama suatu kombinasi dari dapson dengan
rifampisin atau klofazimin selama sekurang-kurangnya 6 bulan. Kemudian disusul
dengan monoterapi dapson selama 5 – 7 tahun pada bentuk tuberkuloid, dan seumur
hidup pada bentuk – L dan borderline.
Efek
samping
Yang
terpenting adalah reaksi lepra yaitu suatu reaksi alergi yang
diakibatkan oleh basil mati yang berjumlah besar di dalam jaringan-jaringan.
Gejala-gejala berupa demam tinggi, radang dan nyeri sendi, rasa lelah dan habis
tenaga, khusus pada bentuk – L terjadi benjol-benjol merah kebiruan. Semula
diduga bahwa reaksi-reaksi ini merupakan efek samping khusus dari dapson,
tetapi kemudian ternyata dapat juga ditimbulkan oleh leprostatika lainnya
kecuali klofazimin.
Untuk
mengatasi gejala-gejala ini, obat lepra sering dikombinasi dengan asetosal atau
sedativa, atau jika lebih hebat bisa diberikan zat supresif (penekan) seperti
kortikosteroid. Obat lepra tidak boleh dihentikan atau dikurangi dosisnya
berhubungan meningkatnya bahaya resistensi.
Obat generik, indikasi, kontra
indikasi dan efek samping
1. Dapson :
diaminodifenilsulfon (DDS) )
Rumus bangun obat ini mirip
sulfonamida :
R-NH-C6H4-SO2-R.
Spektrum kerja kurang lebih sama, namun kegiatannya
lebih kurang 10 kali lebih kuat, sekaligus lebih toksis.
Indikasi
|
Leprostatik kuat berdasarkan
persaingan terhadap PABA
|
Kontra indikasi
|
-
|
Efek samping
|
Sukar tidur dan anemia ringa,
demikian pula agranulositosis.
|
Sediaan
|
Dapson (generik) tabl
50mg,100mg.
|
Cara penyimpanan
|
Terlindung dari sinar
|
Lama pengobatan
|
Dapson tidak mematikan baksil
lepra, maka meskipun gejala-gejala klulit dan luka-luka dalam beberapa bulan
lenyap, kuman masih tetap berada dalam selaput lendir, kulit dan saraf.
Karena itu terapi harus diteruskan hingga kuman lenyap sama sekali dari
jaringan-jaringan tersebut untuk bentuk-T kurang lebih 3 tahun, dan untuk
bentuk – L setelah kurang lebih 5
tahun
|
Rifampisin
Antibiotik
ini merupakan obat satu-satunya yang bekerja leprosid terhadap basil lepra.
Kerjanya lebih cepat dan efektif dari pada dapson. Dalam waktu 3-4 minggu
bentuk – L yang ganas sudah menjadi tidak bersifat menular lagi. Resistensi
dapat timbul dalam waktu singkat.
Indikasi, kontra indikasi dan efek
samping (lihat anti TBC).
Klofazimin
Obat
ini memiliki khasiat leprostatik yang sama kuatnya dengan dapson. Setelah
pengobatan beberapa bulan sebagian besar basil di dalam mukosa dan kulit
dimusnahkan, kecuali di tempat-tempat yang sulit, misalnya saraf dan otot-otot
polos yang memerlukan waktu lebih lama. Sama dengan waktu yang diperlukan
dapson untuk mengeluarkan seluruh kuman mati dari jaringan.
Klofazimin
juga berkhasiat anti radang dan mencegah terjadinya benjol-benjol pada bentuk
-L.
Samping : gatal-gatal dan kulit kering, juga gangguan
lambung-usus, terjadi ,warna coklat kehitaman pada lesidan kulit yang terkena
sinar mata hari, perubahan warna rambut dll
Sediaan Generik: -
Spesialite
obat-obat anti lepra.
NO
|
GENERIK dan LATIN
|
DAGANG
|
PABRIK
|
1
|
Diamino Difenil Sulfon (DDS)
|
Dapson
|
Indofarma
|
2
|
Clofazimine
|
Lamprene
|
Novartis
|