Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Iklan Bar

Pengertian Konsep Karangan dan Paragraf

Konsep Karangan
Karangan adalah seperangkat paragraf atau kalimat-kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik, dimana kalimat-kalimat dalam paragraf tersebut memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut (Tasai, 2000). Menulis karangan sangat penting bagi pendidikan karena dapat memudahkan pelajar untuk berpikir. Dapat membantu untuk berfikir secara kritis, dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan makna antar kalimat, memperdalam daya tanggap, memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dan menyusun urutan bagi pengalaman (Angelo dalam Tarigan, 1986:22)

Jenis-jenis karangan yang diperkenalkan bagi siswa pada umumnya adalah karangan argumentasi, deskripsi, persuasi, narasi dan eksposisi. Karangan-karangan tersebut memiliki perbedaan-perbedaan satu sama lain dalam penyampaiannya. Dan pada penelitian ini, peneliti lebih menyoroti pada karangan deskripsi agar lebih terfokus arah penelitian ini. Tetapi pada umumnya dalam mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan, antara jenis karangan yang satu dengan jenis karangan yang lainnya tidak memiliki perbedaan yang mencolok dari segi pembuatannya. Secara umum, kegiatan mengarang yang dilakukan siswa diharapkan mampu mengembangkan kemampuan siswa dalam menghasilkan kalimat-kalimat yang baik dan benar. Karangan dapat membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita sehingga karangan harus berupa tulisan-tulisan lengkap dan menggunakan kalimat-kalimat atau kata-kata yang baik dan menarik. Dalam membuat konsep karangan tidak terlepas dari tiga paragraf yaitu

Paragraf Pendahuluan
Paragraf pendahuluan adalah paragraf yang mengantar suatu karangan atau pokok-pokok pikiran dalam karangan itu. Peranan paragraf ini membimbing masuk pada persoalan yang akan dibicarakan. Sebab itu paragraf ini harus menarik minat dan perhatian pembaca. Selain itu paragraf ini hendaknya ringkas dan jelas agar tidak membosankan pembaca.

Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung adalah semua paragraf yang terdapat diantara paragraf pendahuluan dengan paragraf penutup. Pada dasarnya penghubung inilah inti persoalan yang dikemukakan. Pada bagian ini membahas pokok permasalahan secara detail, pokok permasalahan yang dibahas dirumuskan dengan cermat dan tepat, kemudian di pecah-pecah menjadi bagian-bagian yang dikembangkan untuk menjelaskan gagasan sentralnya. Tiap bagian tersebut dapat diperinci lebih lanjut menjadi bagian-bagian lebih kecil, sejauh diperlukan untuk menjelaskan persoalan dengan sejelas-jelasnya. Sebab itu diperhatikan agar hubungan antar paragraf yang satu dengan paragraf yang lain secara teratur serta disusun secara logis dan koheren.

Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang dipakai untuk mengakhiri karangan. Karena bagian akhir karangan adalah bagian yang sangat mengesankan. Paragraf penutup befungsi untuk menekankan pokok-pokok pikiran yang harus diingat pembaca, memberi saran, harapan, seruan atau ajakan untuk berbuat.  Bagian penutup merupakan bagian bagian akhir dari pembahasan masalah. Bagian penutup biasanya memuat kesimpulan dan saran. Kesimpulan memuat pernyataan-pernyataan, sedangkan saran berisi pandangan-pandangan penulis terhadap pemecahan masalah.

Jenis Karangan
Tasai (2008:128) menjelaskan menurut tehnik pemaparannya karangan dapat dibagi menjadi lima jenis yakni karangan argumentasi, karangan eksposisi, karangan deskripsi, karangan persuasi dan karangan narasi. Tetapi dalam penelitian ini, peneliti lebih mengkhususkan pada karangan deskripsi agar penelitian ini lebih terfokus.

Suatu topik dipilih bila bermanfaat dan layak dibahas. Bermanfaat, berarti bahan pembahasan topik itu akan memberikan sumbangan pada cabang ilmu atau bidang profesi yang ditekuni penulis atau sekurang-kurangnya topik itu bermakna bagi perkembangan diri penulis. Selanjutnya, suatu topik dikatakan layak jika topik itu memang memerlukan pembahasan atau sesuai dengan taraf/status penulis. Sebagai contoh topik “luas wilayah Indonesia” tidak memerlukan pembahasan sehingga tidak bermakna. Topik itu akan bermakna jika dikaitkan dengan upaya pertahanan dan keamanan nasional. Topik itu sebaiknya diubah menjadi “wilayah Indonesia dan upaya pertahanan nasional”. Selanjutnya, topik “perayaan 17 agustus di RT kami” tidak layak ditulis oleh seorang mahasiswa. Agar layak ditulis oleh seorang mahasiswa, topik itu perlu diubah menjadi “Perayaan 17 agustus dan semangat kebangsaan”. Dari uraian diatas, tampaknya suatu topik yang kurang atau tidak bermanfaat atau tidak layak dibahas akan menjadi bermanfaat dan layak jika dibatasi dan dikaitkan dengan masalah tertentu.

 Topik yang dipilih hendaknya tidak terlalu luas, melainkan cukup terbatas. Topik yang terlalu luas tidak mungkin dibahas secara mendalam. Hal ini berkaitan dengan bahan yang diperlukan. Untuk membahas topik yang luas diperlukan bahan yang luas pula. Sebaliknya topik yang terbatas dapat anda bahas secara mendalam. Di perlukan bahan yang memadai untuk membahasnya dan bahan itu “hanya” mengenai topik yang terbatas itu.