Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Iklan Bar

Pengertian Dan Arti Lambang Tut Wuri Handayani

Tut Wuri Handayani 
Semboyan ini berasal dari kata ”Tut” yang berati mengikuti, ”Wuri” berarti belakang, dan ”Handayani” adalah memberi kekuatan daya, memberi pengaruh, rangsangan, membimbing, dan mengarahkan anak didik. Jadi Tut Wuri Handayani adalah pamong mengikuti dari belakang dengan memberikan kebebasan, dorongan moral / semangat pada anak didik tetapi tidak melepaskannya dari pengawasan. Sehingga artinya Tut Wuri Handayani ialah seorang komandan atau pimpinan harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang.

Pemikiran dalam pemecahannya Ki Hajar Dewantara dalam semboyan tersebut cukup relevan dalam membangun kesadaran bangsa ini akan pentingnya pendidikan saat ini. Beliau wafat pada tanggal 26 April 1959 dan dimakamkan di Wijayabrata, Yogyakarta dan tanggal kelahirannya, 2 Mei,  dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional di Indonesia. Selain itu, sampai saat ini perguruan Taman Siswa yang beliau dirikan masih ada dan telah memiliki sekolah dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Perguruan Kebangasaan Taman Siswa ini telah melahirkan gagasan pemikiran tentang pendidikan nasional.

Kebanyakan orang menyebutnya Tutwuri Handayani yang sebenarnya adalah Logo atau Lambang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0398/M/1977 tanggal 6 September 1977 dengan uraian arti lambang sebagai berikut:

BIDANG SEGI LIMA 
(Biru Muda) Menggambarkan alam kehidupan Pancasila.
SEMBOYAN TUT WURI HANDAYANI
Digunakan oleh Ki Hajar Dewantara dalam melaksanakan system pendidikannya. Pencantuman semboyan ini bearti melengkapi penghargaan dan penghormatan kita terhadap almarhum Ki Hajar Dewantara yang hari lahirnya telah dijadikan Hari Pendidikan Nasional.

BELENCONG MENYALA BERMOTIF GARUDA
Belencong menurut (Drs. Aryo Sunaryo, M.Pd. Seni, Ornamen Nusantara, Dahara Semarang 2010) ialah sejenis lampu minyak yang digunakan sebagai alat penerangan pertunjukan wayang kulit yang dipasang di atas kepala dalang. Sumbunya menghadap ke kelir dan bagian sayap serta ekor motif burung garuda menjadi semacam reflector pada blencong. Cahaya belencong membuat pertunjukan menjadi hidup.

Burung Garuda (yang menjadi motif belencong) memberikan gambaran sifat dinamis, gagah perkasa, mampu dan berani mandiri mengarungi angkasa luas. Ekor dan sayap garuda digambarkan masing-masing lima, yang berarti: “Satu kata dengan perbuatan Pancasilais”

BUKU
Buku merupakan sumber bagi segala ilmu yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia.
 
WARNA
Warna putih pada ekor dan sayap garuda dan buku berarti suci, bersih tanpa pamrih. Warna kuning emas pada nyala api berarti keagungan dan keluhuran pengabdian. Warna biru muda pada bidang segi lima berarti pengabdian yang tak kunjung putus dengan memiliki pandangan hidup yang mendalam (pandangan hidup pancasila).

Tahapan perkembangan motif Tut Wuri Handayani dari bentuk burung :
Jadi secara tersirat Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani berarti figur seseorang yang baik adalah disamping menjadi suri tauladan atau panutan, tetapi juga harus mampu menggugah semangat dan memberikan dorongan moral dari belakang agar orang – orang disekitarnya dapat merasa situasi yang baik dan bersahabat . Sehingga kita dapat menjadi manusia yang bermanfaat di masyarakat.