Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Iklan Bar

Definisi Sastra Lama dan Jenis Sastra Lama

Pembagian Periode Sastra
Berdasarkan sejarahnya, sastra dapat dibagi menjadi dua periode yaitu   sastra lama dan sastra baru.

Sastra Lama
Sastra lama, sering juga di sebut dengan kesusastraan klasik atau tradisional (sastra Melayu). Zaman berkembangnya kesusastraan  klasik ini ialah sebelum masuknya pengaruh Barat  ke Indonesia atau bersamaan dengan masuknya agama Islam pada abad ke-13. Peninggalan sastra lama terlihat pada dua bait syair pada batu nisan seorang muslim di Minye Aceh. Bentuk-bentuk kesusastraan yang berkembang adalah dongeng, mantra, pantun, dan sejenisnya. 

Ciri-ciri sastra lama.
  • Anonim.
  • Istana sentries.
  • Tema karangan bersifat fantastis.
  • Karangan berbentuk tradisional.
  • Proses perkembangannya statis.
  • Bahasa klise.
Kesusastraan lama dibagi menjadi empat:
  • Kesusastraan Zaman Purba.
  • Kesusastraan Zaman Hindu-Budha.
  • Kesusastraan Zaman Islam.
  • Kesusastraan Zamab Arab-Melayu.
Jenis-Jenis Karya Sastra Lama

Mantra
Mantra merupakan karya sastra lama yang berisi pujian-pujian  terhadap sesuatu yang ghaib atau yang dikeramatkan, seperti dewa, roh dan binatang. Mantra biasanya diucapkan  oleh pawang atau dukun  sewaktu melakukan upacara keagamaan ataupun ketika berdoa. Contohnya mantra bertanam padi.

Pantun.
Pantun merupakan puisi lama  yang terdiri dari empat baris  dalam satu baitnya. Baris pertama dan kedua merupakan  sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempatnya adalah isi. Bunyi terakhir pada kalimat-kalimanya  berpola a-b-a-b.
Dengan demikian, bunyi akhir pada kalimat ketiga dan bunyi akhir  kalimat kedua sama denga bunyi akhir  pada kalimat keempat.

Gurindam
Gurindam disebut juga  sajak  peribahasa atau sajak dua seuntai. Gurindam memiliki beberapa persamaan dengan pantun yakni pada isinya. Gurindam banyak mengandung nasihat atau pendidikan, terutama yang berkaitan dengan masalah keagamaan.

Gurindam terdiri atas dua kalimat. Kalimat pertama berhubungan langsung dengan kalimat keduanya. Kalimat pertama selalu menyatakan pikiran atau peristiwa, sedangkan kalimat keduanya menyatakan keterangan atau penjelasannya. Pengarang terkenal gurindam adalah Raja Ali Haji.

Syair
Syair adalah bentuk puisi klasik  yang merupakan pengaruh kebudayaan Arab. Dilihat dari jumlah barisnya, syair hampir sama dengan pantun, yakni sama-sama terdiri atas empat baris. Perbedaannya terletak  pada persajakan. Pantun bersajak a-b-a-b, sedangkan syair bersajak a-a-a-a. Selain itu, pantun memiliki sampiran, sedangkan syair tidak memilikinya.

Dongeng binatang
Dongeng binatang atau fabel adalah cerita yang tokoh-tokohnya berupa binatang  dengan peran layaknya manusia. Binatang-binatang itu dapat berbicara makan, minum, berkeluarga  sebagaimana halnya dengan manuia. Fabel tidak hanya dikenal di masyarakat nusantara, melainkan hampir dikenal di   seluruh dunia. Bila pelaku popular fabel  pada masyarakat Melayu itu adalah kancil, maka di Jawa Barat adalah kera, di Eropa adalah serigala dan di Kamboja adalah kelinci. 

Legenda
Legenda atau dongeng tentang asal-usul, terbagi ke dalam tiga jenis, yakni sebagai berikut.
  • Cerita asal-usul tumbuh-tumbuhan, misalnya asal usul padi, asal-usul pohon jagung, asal-usul pohon pisang.
  • Cerita asal-usul binatang, contohnya asal usul pertengkaran kucing dengan anjing, asal-usul kuda tidak bertanduk, asal-usul ikan  berdarah merah.
  • Cerita asal-usul terjadinya suatu  tempat, misalnya asal-usul dari gunung Tangkuban Perahu, dan asal-usul danau Toba.
Dongeng pelipur lara
Dongeng pelipur lara ini bersifat  komedi, isinya dipenuhi dengan   kisah-kisah lucu.

Hikayat
Hikayat berasal dari India dan Arab. Hikayat berisikan cerita  para dewa, peri pangeran, putri, ataupun kehidupan para bangsawan. Hikayat banyak dipenuhi  cerita-cerita ghaib  dan berbagai kesaktian. Karena tokoh da latarnya  banyak yang mengambil  dai sejarah, cerita terselubung sering disebut cerita sejarah.