MAKALAH ORGANISASI MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN (Implementasi Perlengkapan)
Tugas MAKALAH : kelompok
Kelas : II (dua) A
ORGANISASI MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN
(Implementasi Perlengkapan)
Oleh :
Kelompok 2
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AVICENNA
KENDARI
2014
Kelas : II (dua) A
ORGANISASI MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN
(Implementasi Perlengkapan)
Oleh :
Kelompok 2
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AVICENNA
KENDARI
2014
i
KATA PENGANTAR
Assalamuallaikum
Wr.Wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya juga kita dapat mengetahui dan menyelesaikan tugas makalah ini. Dan
tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah
memberi masukan dalam pembuatan makalah ini.
Kami berharap semoga dengan makalah ini kita semua lebih memahami isi
yang terkandung di dalamnya.
Demikianlah makalah ini kami buat, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang apabila ada
kesalahan dalam pembuatan makalah ini kami mohon maaf dan kepada
Allah kami mohon ampun.
Wassalam.
Palembang,
Oktober 2012
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan
organisasi mencapai tujuan didukung oleh pengelolaan factor-faktor antara lain
Man, Money, Machine, Methode dan Material. Pengelolaan yang seimbang dan baik
dari kelima factor tersebut akan memberikan kepauasan kepada kostumer baik
kostumer internal maupun eksternal. Rumah sakit yang telah terakreditasi
seharusnya telah memiliki pengelolaan yang baik dan terstandar termasuk lima
factor tersebut. Pada kesempatan ini, akan membahas secara khusus tentang
pengelolaan Material atau logistic keperawatan. (Widyapusy, 2011).
Distribusi
logistik merupakan kegiatan dan usaha pengurusan dalam penyelenggaraan
penyaluran dan penyampaian kebutuhan logistik kepada unit-unit kerja yang
membutuhkan. Dari pengertian ini dapat ditekankan bahwa dalam kegiatan
distribusi logistik tidak sekedar memberikan atau menyerahkan logistik kepada
unit kerja yang memerlukan, tapi lebih dari itu dituntut adanya kegiatan
perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian yang tepat sehingga tercipta
suatu cara kerja, prosedur kerja dan sistem kerja dalam penyaluran logistik
secara teratur, tertib, dan dapat dipertanggungjawabkan, serta mendukung
efektifitas dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. (Tatty,
2012).
Kegiatan
distribusi logistik pada dasarnya merupakan kelanjutan dari proses penyimpanan
atau penggudangan logistik, ataupun secara empirik merupakan satu bagian dari
kegiatan penggudangan logistik itu sendiri. Kegiatan distribusi barang ini pada
dasarnya juga merupakan suatu bagian kegiatan dari serangkaian kegiatan guna
pemenuhan kebutuhan logistik bagi unit-unit kerja dalam suatu organisasi.
2
Oleh
karena itu, kegiatan distribusi logistik ini tidak boleh dianggap sepele
ataupun remeh dalam penyelenggaraan kegiatan dalam suatu organisasi, tetapi
sebaliknya kegiatan ini harus mendapat perhatian yang proporsional karena
efektifitas dan efisiensi kerja setiap unit kerja maupun organisasi secara
keseluruhan sangat ditentukan oleh profesionalitas dalam pegelolaan kegiatan
distribusi logistik ini. (Tatty, 2012).
Keberhasilan
pengelolaan logistik rumah sakit tergantung pada kompetensi dari manajer
logistik rumah sakit. Manajer berfungsi untuk mengelola logistik melalui fungsi
antara lain mengidentifikasi, merencanakan pengadaan, pendistribusian alat
hingga mengembangkan sistem pengelolaan logistik yang efektif dan efisien.
Pengadaan alat yang tepat dan berfungsi dengan baik akan memperlancar kegiatan
pelayanan pasien sehingga berdampak bagi peningkatan mutu pelayanan secara
umum. (Theodorabean, 2011).
Manajer
logistik juga harus mampu mengantisipasi kejadian darurat, membuat skala
prioritas serta melakukan perubahan yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan
umum rumah sakit. Manajemen logistik juga harus mencapai efisiensi dan
efektifitas. Manajer logistik memiliki kemampuan untuk mencegah atau
meminimalkan pemborosan, kerusakan, kadaluarsa, kehilangan alat tersebut yang
akan mem iliki dampak kepada pengeluaran ataupun biaya operasional
rumah sakit. (Subagya, 1994).
Menurut
pemanfaatannya, bahan atau alat yang harus disediakan rumah sakit dikelompokkan
menjadi persediaan farmasi (antara lain: obat, bahan kimia, gas medik,
peralatan kesehatan), persediaan makanan, persediaan logistik umum dan teknik.
(Subagya, 1994).
3
B. Rumusan Masalah
Ruang lingkup pembahasan yang akan dibahas yaitu mengenai
manajemen perlengkapan
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi manajemen
perlengkapan.
2. Untuk mengetahui fungsi manajemen
perlengkapan.
3. Untuk mengetahui tujuan manajemen perlengkapan.
D.
Manfaat
1. Agar mengetahui definisi manajemen
perlengkapan.
2. Agar mengetahui fungsi manajemen
perlengkapan.
3. Agar mengetahui tujuan manajemen
perlengkapan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manajemen Perlengkapan atau Logistik
Definisi
Serangkaian kegiatan
perencanaan,pengorganisasian,dan pengawasan terhadap kegiatan
pengadaan,pencatatan pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan dan penggunaan
logistic guna mendukung afektifitas dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan
organisasi.
Berdasarkan
uraian dari pengertian manajemen dan pengertian logistik, bahwa manajemen lebih
menitik beratkan pada cara untuk mengelola barang melalui tindakan-tindakan
perencanaan dan penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, penyaluran,
pemeliharaan dan penghapusan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. A.
Hasyim Ali menterjemahkan pendapat P. Bowersox tentang pengertian logistik
modern. Dalam buku Manajemen Logistik, Bowersox mengemukakan definisi logistik
sebagai berikut : Logistik adalah proses pengelolaan
yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan strategis barang, suku
cadang dan barang dari para suplier, diantara fasilitas-fasilitas perusahaan
dan kepada para langganan. (Subagya, 1994)
Manajemen
adalah seni memperoleh hasil melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh
orang lain, sedangkan logistik adalah bahan untuk kegiatan operasional yang
sifatnya habis pakai. Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau
seni serta proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan,
penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material/alat-alat.
Sehingga manajemen logistik mampu menjawab tujuan dan bagaimana cara mencapai
tujuan dengan ketersediaan bahan logistik setiap saat bila dibutuhkan dan
dipergunakan secara efisien dan efektif (Subagya: 1994).
5
Dalam
sistem administrasi manajemen logistik Subagya menyatakan sebagai berikut:
Tujuan manajemen logistik
a. Tujuan umum
1) Tujuan
operasional
Tujuan operasional agar tersedia
barang / bahan dalam jumlah yang tepat dan mutu yang memadai.
2) Tujuan
keuangan
Tujuan keuangan operasional dapat
terlaksana dengan biaya yang serendah-serendahnya.
3) Tujuan
pengamanan
b.
Tujuan khusus
Mendukung efektivitas dan efisiensi dalam
setiap upaya pencapaian tujuan organisasi(Widyapusy. 2011).
B.
Implementasi manajemen logistic pada klinik
bidan praktik swasta
Untuk melaksanakan praktik bidan terdapat
sejumlah persaratan minimal dan perlengkapan pelayanan kebidanan yang di atur
melalui peraturan pemerintah,yang mencakup :
·
Peralatan (steril dan tidak steril)
·
Bahan habis pakai
·
Obat-obatan
·
formulir dan kelengkapan adsministrasi.
(Widyapusy. 2011).
C.
Fungsi manajemen perlengkapan
Fungsi
logistik dapat disusun dalam bentuk skema siklus kegiatan logistik sebagai
berikut (Mustiksari: 2007):
·
Perencanaan
·
Penghapusan
·
Pengganggaran
6
·
Penyimpanan
·
Pendistribusian
·
Pengendalian
(kontrol)
·
pengadaan
Masing-masing
fungsi logistik tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain. Untuk itu
kita bahas satu persatu fungsi logistik tersebut.
Fungsi Perencanaan
Pengertian umum
adalah proses untuk merumuskan sasaran dan menentukan langkah-langkah yang
harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan
secara khusus perencanan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang
pelaksanaannya dilakukan oleh semua calon pemakai (user) kemudian diajukan
sesuai dengan alur yang berlaku di masing- masing organisasi( Mustikasari:
2007). Subagya menyatakan perencanaan adalah hasil rangkuman dari kaitan tugas
pokok, gagasan, pengetahuan, pengalaman dan keadaan atau lingkungan yang
merupakan cara terencana dalam memuat keinginan dan usaha merumuskan dasar dan
pedoman tindakan
Pengelolaan
logistik cenderung semakin kompleks dalam pelaksanannya sehingga akan sangat
sulit dalam pengendalian apabila tidak didasari oleh perencanaan yang baik.
Perencanaan yang baik menuntut adanya sistem monitoring, evaluasi dan reporting
yang memadai dan berfungsi sebagai umpan balik untuk tindakan pengandalian
terhadap devisi-devisi yang terjadi.
Suatu rencana
harus di dukung oleh semua pihak, rencana yang dipaksakan akan sulit
mendapatkan dukungan bahkan sebaliknya akan berakibat tidak lancar dalam
pelaksanaannya. Di bawah ini akan dilukiskan bagan kerjasama antara pimpinan,
perencana, pelaksana dan pengawas (Subagya: 1994).
7
Dalam suatu
kegiatan dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan pencapaian tujuan (
Sasaran ) di perlukan kerjasama yang terus menerus antara pimpinan / staf,
perencana, pelaksana dan pengawas dengan masing-masing kegiatan yang dilakukan
sesuai dengan uraian tugas masing-masing. Seluruh
kegiatan diarahkan pada pencapaian tujuan (untuk mencapai sasaran) organisasi.
Perencanaan
dapat dibagi ke dalam periode-periode sebagai berikut:
o Rencana jangka panjang (Long range)
o Rencana jangka menengah (Mid range)
o Rencana jangka pendek (Short range)
Periodisasi
dalam suatu perencanaan sekaligus merupakan usaha penentuan skala perioritas
secara menyeluruh dan berguna untuk usaha tindak lanjut yang terperinci. Melalui fungsi
perencanaan dan penentuan kebutuhan ini akan menghasilkan antara lain:
a. Rencana
Pembelian
b. Rencana
Rehabilitasi
c. Rencana
Dislokasi
d. Rencana Sewa
e. Rencana
Pembuatan.
Dalam
tahapan perencanaan logistik pada umumnya dapat menjawab dan menyimpulkan
pernyataan sebagai berikut:
·
Di mana dibutuhkan (where) untuk menentukan tempat yang
tepat
·
Siapa yang mengurus atau siapa yang menggunakan (who) untuk
·
Apakah yang di butuhkan (what) untuk menentukan jenis barang
yang tepat
·
Berapa yang di butuhkan (how much, how many) untuk
menentukan jumlah yang tepat
·
Bilamana dibutuhkan (when) untuk menentukan waktu yang tepat
·
menentukan orang atau unit yang tepat
8
·
Bagaimana diselenggarakan (how) untuk menentukan proses yang
tepat
·
Mengapa di butuhkan (why) untuk mengecek apakah keputusan
yang di ambil benar-benar tepat
Fungsi Penganggaran
Penganggaran
(budgetting), adalah semua kegiatan dan usaha untuk merumuskan perincian
penentu kebutuhan dalam suatu skala tertentu/skala standar yaitu skala mata
uang dan jumlah biaya (Subagya & Mustikasari)
Dalam fungsi penganggaran,
semua rencana-rencana dari fungsi perencanaan dan penentu kebutuhan dikaji
lebih lanjut untuk disesuaikan dengan besarnya biaya dari dana-dana yang
tersedia. Dengan mengetahui hambatan-hambatan dan keterbatasan yang dikaji
secara seksama maka anggaran tersebut merupakan anggaran yang reliable.
Apabila semua
perencanaan dan penentu kebutuhan telah dicek berulang kali dan diketahui
untung ruginya serta telah diolah dalam rencana biaya keseluruhan, maka
penyediaan dana tersebut tidak boleh diganggu lagi, kecuali dalam keadaan
terpaksa.
Pengaturan
keuangan yang jelas, sederhan dan tidak rumit akan sangat membantu kegiatan.Dalam
menyususn anggaran terdapat beberapa hal yang harus di perhatikan antara lain
adalah:
a. Peraturan–peraturan
terkait
b. Pertimbangan
politik, sosial, ekonomi dan tehnologi
c. Hal-hal yang
berhubungan dengan anggaran
d. Pengaturan
anggaran seperti: sumber biaya pendapatan sampai dengan pegaturan logistik
Sumber anggaran
di suatu rumah sakit bermacam-macam, tergantung pada institusi yang ada apakah
milik pemerintah atau swasta.
9
Pada Rumah sakit Pemerintah, sumber anggaran
dapat berasal dari Dana Subsidi (Bappenas, Depkes, Pemda) dan dari penerimaan
rumah sakit. Sedangkan pada rumah sakit swasta sumber anggaran berasal
dari Dana Subsidi (Yayasan dan Donatur), Penerimaan rumah sakit dan Dana
dari pihak ketiga (Mustikasari).
Alokasi
anggaran logistik Rumah Sakit 40 % - 50 % dalam bentuk obat-obatan dan
bahan farmasi, alat tulis kantor, cetakan, alat rumah tangga, bahan makanan,
alat kebersihan dan suku cadang.
Fungsi Pengadaan
Pengadaan
adalah semua kegiataan dan usaha untuk menambah dan memenuhi kebutuhan barang
dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku dengan menciptakan sesuatu yang
tadinya belum ada menjadi ada. Kegiatan ini termasuk dalam usaha untuk tetap
mempertahankan sesuatu yang telah ada dalam batas-batas efisiensi. (Subagya:
1994). Sedangkan Mustikasari berpendapat fungsi pengadaan merupakan kegiatan
untuk merealisasi atau mewujudkan kebutuhan yang telah direncanakan atau telah
disetujui sebelumnya.
Pengadaan tidak
selalu harus dilaksanakan dengan pembelian tetapi didasarkan dengan pilihan
berbagai alternatif yang paling tepat dan efisien untuk kepentingan organisasi.
Cara–cara yang dapat dilakukan untuk menjalankan fungsi pengadaan adalah:
a.
Pembelian
b.
Penyewaan
c.
Peminjaman
d.
Pemberian ( hibah )
e.
Penukaran
f.
Pembuatan
g.
Perbaikan
10
Proses pengadan
peralatan dan perlengkapan pada umumnya dilaksanakan dengan tahapan sebagai
berikut:
o Perencanaan dan
penentuan kebutuhan
o Penyususnan
dokumen tender
o Pengiklanan/penyampaian
uandangan lelang
o Pemasukan dan
pembukuan penawaran
o Evaluasi
penawaran
o Pengusulan dan
penentuan pemenang
o Masa sanggah
o Penunjukan
pemenang
o Pengaturan
kontrak
o Pelaksanaan kontrak
Mengingat
fungsi pengadaan adalah fungsi tehnis yang menyangkut pihak luar maka
pengendalian fungsi pengadaan perlu mendapatkan perhatian. Pengendalian
dilaksanakan dari awal kegiatan sampai dengan pemeliharaan. Kebijakan
pemerintah yang mengatur tentang pengadaan barang adalah Keppres No. 80 tahun
2003.
Beberapa hal
yang harus diperhatikan pada fungsi pengadaan antara lain:
a. Kode etik
pengadaan
Kode etik
pengadaan yang dikemukakan oleh George W. Aljian, antara lain:
Hubungan pribadi dengan para pedagang
sangat perlu, namun seorang pembeli harus tetap tidak berpihak dalam semua
tahap perdagangan Tidak boleh ada keterangan orang dalam, kepada siapapun.
Memberi batas kepada seorang rekanan adalah melanggar etika
b. Pelelangan
pengadaan barang
Setiap
mengadakan pelelangan dan pengadaan barang harus dibentuk panitia pengadaan dan
pelangan milik negara yang ditentukan sebagai berikut:
11
·
Keanggotaan panitia sekurang-kurangnya
5 orang terdiri dari unsur: Perencana, pemikir pekerjaan yang bersangkutan,
penaggung jawab keuangan, penanggung jawab perlengkapan, penanggung jawab
tehnis.
·
Dilarang duduk sebagai anggota panitia
adalah: Kepala kantor/satuan pekerja/pemimpin proyek, pegawai pada inspektorat
jenderal atau unit-unit yang berfungsi sebagai pemeriksa.
·
Panitia pelelangan dibentuk oleh kepala
kantor/satuan pekerja/pemimpin proyek
·
Masa kerja panitia berakhir sesuai
dengan tugasnya setelah pemenang pelelangan ditunjuk (Subagya:1994)
Fungsi Penyimpanan
Penyimpanan
merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan pngelolaan barang persediaan
di tempat penyimpanan. (Mustikasari: 2007) Penyimpanan berfungsi untuk menjamin
penjadwalan yang telah ditetapkan dalam fungsi-fungsi sebelumya dengan
pemenuhan setepat-tepatnya dan biaya serendah-rendahnya. Fungsi ini mencakup
semua kegiatan mengenai pengurusan, pengelolaan dan penyimpanan barang. Fungsi
yang lain adalah: Kualitas barang dapat dipertahankan, barang terhindar dari
kerusakan, pencarian barang yang lebih mudah dan barang yang aman dari pencuri.
Faktor-faktor
yang perlu mendapat perhatian dalam fungsi penyimpanan adalah:
a.
Pemilihan lokasi
Aksesibilitas,
utilitas, komunikasi, bebas banjir, mampu menampung barang yang disimpan,
keamanan dan sirkulasi udara yang baik.
b.
Barang (Jenis, bentuk barang atau bahan
yang disimpan) Jenis dan bentuk barang dapat digolongkan ke dalam:
12
Barang biasa:
Kendaraan, mobil ambulance, alat-alat berat, brankar, kursi roda dll. Barang khusus:
Obat-obatan, alat-alat medis dll.
c. Pengaturan ruang
Bentuk-bentuk tempat penyimpanan,
rencana penyimpanan, penggunaan ruang secara efisien dan pengawasan ruangan.
d. Prosedur/sistem
penyimpanan
Formulir-formulir transaksi,
kartu-kartu catatan, kartu-kartu pemeriksaan, cara pengambilan barang,
pengawetan dll.
e. Penggunaan alat
bantu
f. Pengamanan
dan keselamatan
Pencegahan
terhadap api, pencurian, tindakan pencegahan terhadap kecelakan, gangguan
terhadap penyimpanan dan tindakan keamanan.
Fungsi
Penyaluran (Distribusi)
Penyaluran atau
distribusi merupakan kegiatan atau usaha untuk mengelola pemindahan barang dari
satu tempat ke tempat lainnya (Subagya: 1994). Faktor yang mempengaruhi
penyaluran barang antara lain:
a.
Proses Administrasi
b.
Proses penyampaian berita (data-data informasi)
c.
Proses pengeluaran fisik barang
d.
Proses angkutan
e.
Proses pembongkaran dan pemuatan
f.
Pelaksanaan rencana-rencana yang telah ditentukan
Ketelitian dan
disiplin yang ketat dalam menangani masalah penyaluran merupakan unsur yang
sangat penting untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
13
Fungsi
Penghapusan
Penghapusan
adalah kgiatan atau usaha pembebasan barang dari pertanggungjawaban sesuai
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku (Subagya: 1994). Alasan
penghapusan barang antaralain:
a. Barang hilang, akibat kesalahan
sendiri, kecelakaan, bencana alam, administrasi yang salah, tercecer atau tidak
ditemukan
b. Tehnis
dan ekonomis: Setelah nilai barang dianggap tidak ada manfaatnya. Keadaan
tersebut disebabkan faktor-faktor: Kerusakaan yang tidak dapat diperbaiki,
obsolete (meningkatkan efisiensi atau efektifitas), kadaluarsa yaitu suatu
barang tidak boleh dipergunakan lagi menurut ketentuan waktu yang ditetapkan,
aus atau deteriorasi yaitu barang mengurang karena susut, menguap atau hadling,
Busuk karena tidak memenuhi spesifikasi sehingga barang tidak dapat
dipergunakan lagi.
c. Surplus
dan ekses
d. Tidak
bertuan: Barang-barang yang tidak diurus
e. Rampasan
yaitu barang-barang bukti dari suatu perkara
Program
penghapusan dapat ditinjau dari dua aspek antara lain:
a. Aspek
yuridis, administrasi dan prosedur
Dalam aspek
yuridis mencakup hal-ha: Pembentukan panitia penilai, identifikasi dan
inventarisasi peraturan-peraturan yang mengikat, persyaratan atau ketentuan
terhadap barang yang dihapus, penyelesaian kewajiban sebelum barang dihapus.
b. Aspek
rencana pelaksana tehnis
Evaluasi, rencana pemisahan dan
pembuangan serta rencana tindak lanjut. Cara-cara penghapusan yang lazim
dilakukan antaralain:
ü Pemanfaatan
langsung: Usaha merehabilitasi/merekondisi komponen-komponen yang masih dapat
digunakan kembali dan dimasukkan sebagai barang persediaan baru.
ü Pemanfaatan
kembali: Usaha meningkatkan nilai ekonomis dari barang yang dihapus menjadi
barang lain
ü Pemindahan:Mutasi
kepada instansi yang memerlukan dalam rangka pemanfaatan langsung
ü Hibah:
Pemanfaatan langsung atau peningkatan potensi kepada badan atau pihak di luar
instansi (Pemerintah)
ü Penjualan/Pelelangan:
Dijual baik di bawah tangan atau dilelang
ü Pemusnahan:
Menyangkut keamanan dan keselamatan lingkungan
Fungsi Pengendalian
Pengendalian adalah sistem pengawasan
dari hasil laporan, penilaian, pemantauan dan pemeriksaan terhadap
langkah-langkah manajemen logistik yang sedang atau telah berlangsung
(Mustikasari: 2007). Bentuk kegiatan pengendalian antara lain:
a. Merumuskan
tatalaksana dalam bentuk manual, standar, kriteria, norma, instruksi dan
prosedur lain
b.
Melaksanakan pengamatan (Monitoring),
evaluasi dan laporan, guna mendapatkan gambaran dan informasi tentang
penyimpangan dan jalannya pelaksanaan dari rencana
c. Melakukan
kunjungan staf guna mengidentifikasi cara-cara pelaksanaan dalam rangka
pencapaian tujuan
d.
Melakukan supervisi
Agar pelaksanaan pengendalian dapat berjalan dengan baik
diperlukan sarana-sarana pengendalian sebagai berikut:
o Struktur
organisasi yang baik
o Sistem
informasi yang memadai
o Klasifikasi
yang selalu mengikuti perkembangan menuju standardisasi
o Pendidikan dan
pelatihan
o Anggaran yang
cukup memadai
D.
Sarana medis-non medis
1.
Sarana non medis
a. Bangunan dan tata ruang
14
Sekurang-kurangnya terdiri dari :
1) Ruang tunggu :
Ø kursi / bangku pasien
Ø meja / majalah / surat
kabar
Ø meja dan kursi petugas
pengantar
2) Ruang
pemeriksaan :
ü Meja dan kursi
provider
ü Lemari, meja obat
ü Tempat cuci tangan
3) Kamar
kecil (WC)
Perhatikan :
§ Kenyamanan
§ Keamanan
§ Privacy
b. Perlengkapan penunjang
1.
Buku kas (bila perlu)
2.
Buku resep
3.
Blanko formulir rujukan
4.
Blanko kwitansi
5.
Blanko surat sakit
6.
Blanko surat sehat
7.
Blanko buku kesehatan pribadi
8. Kelengkapan
rekam medis
o Sederhana : kartu pasien
dan rak penyimpanan
o Canggih : computer
stiap perangkat lunak
c. KIE (Komunikasi, Informasi dan
Edukasi)
1. KIE KB dan kesehatan hendaknya disampaikan
secara informatif dan tidak berdampak negative dengan bantuan :
15
o Leaflet
o Brosur
o Poster
o Alat peraga
2. Sarana medis KB :
o Meja ginekolog
o IUD kit
o Implant kit
o Alat-alat kontrasepsi
o Speculum
o Cocor bebek
o Lampu obgyn
3. Sarana non medis
KIE KB berupa :
o Leaflet kontrasepsi
o Brosur KB
o Poster KB
o Alat peraga
kontrasepsi dan anatomi
o Kartu tunjangan
o Rekam medic
4. Sarana medis kesehatan :
Meja bidan
o Timbangan anak
o Timbangan dewasa
o Stetoskop
o Lampu senter
o Thermometer
o Plester
o Pinset
16
o Scalpel
o Alcohol, kapas, kasa
steril
o
Peralatan suntik
17
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Keberhasilan pengelolaan logistik
tergantung pada kompetensi dari manajer logistik. Manajer berfungsi untuk
mengelola logistik melalui fungsi antara lain mengidentifikasi, merencanakan
pengadaan, pendistribusian alat hingga mengembangkan sistem pengelolaan
logistik yang efektif dan efisien. Pengadaan alat yang tepat dan berfungsi
dengan baik akan memperlancar kegiatan pelayanan pasien sehingga berdampak bagi
peningkatan mutu pelayanan secara umum.
B.
Saran
Makalah tentang manajemen
perlengkapan atau logistik ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena
itu diharapkan kepada dosen pembimbing dan para pembaca agar dapat memberi
masukan berupa saran maupun kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini dimasa mendatang.
19