Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Iklan Bar

Makalah Teori Keperawatan Yang Dikembangkan oleh Madeleine Leininger “trans Cultural”.

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Banyak model konseptual dan teori yang telah dikembangkan para ahli keperawatan, dimana teori dan model konseptual merupakan suatu cara untuk memandang, menilai situasi kerja yang menjadi petunjuk bagi perawat dalam mendapatkan informasi untuk menjadikan perawat peka terhadap apa yang terjadi dan apa yamg harus dilakukan.
Teori-teori keperawatan juga digunakan dalam prakti,penelitian dan proses belajar-mengajardalam bidang keperawatan sehingga perlu deperkenalkan,disaji dan dikembangkan untuk memperkuat profesi keperawatan. Perawat perlu memiliki latar belakang pengetahuan baik secara teoritis maupun empiris terhadap teori-teori keperawatan yang ada, sehingga perawat dapat memahami dan mengaplikasikan teori-teori tersebut.
Dalam memberikan pelayanan keperawatan yang ada adalah teori keperawatan yang dikembangkan oleh Madeleine Leininger yang lebih di kenal dengan teori “trans Cultural”.

B.     TUJUAN
Tujuan ditulis makalah ini antara lain untuk meningkatkan pengetahuan tentang Teori Model Keperawatan Madeleine Leiniger serta dapat menaplikasikannya dalam praktik keperawatan,


BAB II
PEMBAHASAN
A.    DEFINISI

Madeleine Leininger (13 Juli 1925 di Sutton , Nebraska, Amerika Serikat ) adalah perintis teori keperawatan , pertama kali diterbitkan pada tahun 1961 [1] . kontribusi nya untuk teori keperawatan melibatkan diskusi tentang apa itu peduli. Terutama, ia mengembangkan konsep keperawatan transkultural , membawa peran faktor budaya dalam praktek keperawatan ke dalam diskusi tentang bagaimana terbaik hadir untuk mereka yang membutuhkan asuhan keperawatan .
Dr Madeleine Leininger memegang gelar akademis berikut dan judul:
1)      PhD – Doctor of Philosophy (cultural and social Anthropology) PhD – Doctor ofPhilosophy (Antropologi budaya dan sosial)
2)      LHD – Doctor of Human Sciences LHD – Dokter Ilmu Pengetahuan Manusia
3)      DS – Doctor of Science DS – Dokter Sains
4)      RN – Registered Nurse RN – Perawat Terdaftar
5)      CTN – Certified Transcultural Nurse CTN – Perawat Transcultural Bersertifikat
6)      FRCNA – Fellow of the Royal College of Nursing in Australia FRCNA – Fellow dari Royal College of Nursing di Australia
7)      FAAN – Fellow American Academy of Nursing FAAN – Fellow American Academy of Nursing
Leininger Madeline adalah seorang antropolog perawat perintis. Menjabat dekan dari University of Washington, Sekolah Keperawatan pada tahun 1969, dia tetap dalam posisi itu sampai 1974. janji nya mengikuti perjalanan ke New Guinea pada tahun 1960 yang membuka matanya untuk kebutuhan perawat untuk memahami ‘pasien dan latar belakang budaya mereka dalam rangka untuk menyediakan perawatan. Dia dianggap oleh beberapa orang sebagai “Margaret Mead keperawatan” dan diakui di seluruh dunia sebagai pendiri keperawatan transkultural, sebuah program yang dia menciptakan di Sekolah pada tahun 1974.
Dia telah menulis atau menyunting 27 buku dan mendirikan Journal of Transcultural Perawatan untuk mendukung penelitian Transcultural Keperawatan Society, yang ia mulai tahun 1974.
Teman-halaman web Leininger Dr sekarang diletakkan di forum diskusi. Dr Leininger telah menyediakan download dan jawaban atas berbagai pertanyaan umum. Dewan pengguna didorong untuk mengirim pertanyaan untuk forum diskusi tentang keperawatan transkultural, teori, dan risetnya.  Dr Leininger senang membantu mahasiswa dan dia menanggapi pertanyaan sebagai izin waktunya. Dewan pengguna juga didorong untuk merespon satu sama lain
.Dr Leininger telah menyediakan bahan berikut yang dapat didownload pada forum diskusi: Enabler Sunrise (Sunrise Model), Paket Informasi tentang Dr Leininger, Informasi tentang Leininger’s 2005 Dr Awards Terobosan dan Beasiswa, Surat Terbuka untuk Perawat dengan Informasi Kontak.
Madeleine Leininger adalah pendiri gerakan Transcultural Keperawatan di seluruh dunia  Dia tetap sebagai salah satu penulis paling produktif keperawatan dan otoritas terkemuka di seluruh dunia dalam bidang perawatan budaya.
Pendidikan Madeliene M. Leininger :
1)      Tahun 1948 lulus dari St. Anthony·s School of Nursing, Denver, CO.
2)      Tahun 1950 mendapat BSN dari Benedictine College, Atchison, KS.M.
3)      Tahun 1953 memperoleh MSc Keperawatan dari Catholic University, Washington, DC.
4)      Tahun 1965 mendapat gelar PhD dalam Antropology dari University of Washington, Seattle.

B.     KONSEP TEORI MEDELEINE LEININGER

Teori Leininger adalah untuk menyediakan langkah-langkah perawatan yang selaras dengan individu atau kelompok budaya kepercayaan, praktik, dan nilai-nilai. Pada tahun 1960-an diamenciptakan budaya kongruen perawatan jangka panjang, yang merupakan tujuan utama transkultural keperawatan praktek. Budaya perawatan sebangun adalah mungkin bila tindakan terjadi dalam hubungan perawat-klien (Leininger, 1981).
Leininger mengembangkan istilah baru untuk prinsip dasar teorinya. Ini definisi dan prinsip-prinsip  istilah kunci untuk memahami teori tersebut. Di bawah ini adalah ringkasan dasar prinsip yang penting untuk memahami teori Leininger :
Cara adalah untuk membantu orang lain dengan kebutuhan nyata atau diantisipasi dalam upaya untuk memperbaiki kondisi manusia yang menjadi perhatian atau untuk menghadapi kematian.
Merawat adalah tindakan atau kegiatan diarahkan memberikan perawatan.
Budaya mengacu pada belajar, berbagi, dan dipancarkan nilai-nilai, keyakinan, norma, dan kehidupan dari individu tertentu atau kelompok yang membimbing mereka berpikir, keputusan, tindakan, dan cara berpola hidup.v Perawatan Budaya mengacu pada beberapa aspek budaya yang mempengaruhi seseorang atau kelompok untuk meningkatkan kondisi manusia atau untuk menangani penyakit atau kematian.
1)      Keragaman budaya peduli merujuk pada perbedaan dalam makna, nilai, pantas tidaknya perawatan di dalam atau di antara kelompok-kelompok orang yang berbeda.
2)      Universalitas peduli Budaya mengacu pada perawatan umum atau arti serupa yang
jelas di antara banyak budaya.
3)      Keperawatan adalah profesi yang dipelajari dengan disiplin terfokus dengan perawatan fenomena.
4)      Worldview mengacu pada cara orang cenderung untuk melihat dunia atau alam semesta dalam menciptakan pandangan pribadi tentang hidup.
5)      Budaya dan dimensi struktur sosial termasuk faktor yang berhubungan dengan agama, struktur sosial, politik / badan hukum, ekonomi, pola pendidikan-terns, penggunaan teknologi, nilai-nilai budaya, dan ethnohistory yang di-fluence tanggapan budaya manusia dalam konteks budaya.
6)      Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan budaya dan dihargai oleh budaya yang ditunjuk.
7)      Pelestarian budaya perawatan atau pemeliharaan mengacu pada kegiatan pelayanan keperawatan yang membantu orang dari budaya tertentu untuk menyimpan dan menggunakan inti kebudayaan nilai perawatan terkait dengan masalah kesehatan atau kondisi.
8)      Budaya akomodasi perawatan atau negosiasi merujuk kepada tindakan keperawatan kreatifyang membantu orang-orang dari budaya tertentu beradaptasi dengan atau bernegosiasi dengan lain- ers dalam kesehatan masyarakat dalam upaya untuk mencapai tujuan bersama dari hasil kesehatan yang optimal untuk klien  dari budaya yang ditunjuk. Memahami Kerja Theorists Perawat
9)      Budaya perawatan restrukturisasi mengacu pada tindakan terapi yang diambil oleh budaya perawat yang kompeten atau keluarga. Tindakan ini memungkinkan atau sebagai klien untuk mengubah perilaku kesehatan pribadi terhadap menguntungkan hasil sementara menghormati nilai-nilai budaya klien.

Leininger mengusulkan bahwa ada tiga modus untuk membimbing penilaian asuhan keperawatan, keputusan, atau tindakan untuk memberikan perawatan yang tepat, bermanfaat, dan bermakna yaitu :

1)      pelestarian dan / atau pemeliharaan
2)      akomodasi dan / atau negosiasi
3)      re-pola dan / atau restrukturisasi
Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan care dipengaruhi oleh elemen-elemen berikut yaitu : Struktur sosial seperti teknologi, kepercayaan dan factor filosofi, sistem sosial, nilai-nilai cultural, politik dan factor-faktor legal, factor-faktor ekonomi, dan factor-faktor pendidikan. Faktor sosial ini berhubungan dengan konteks lingkungan, bahasa dan sejarah etnis, masing-masing sistem ini merupakan bagian struktur sosial. Pada setiap kelompok masyarakat; pelayanan kesehatan, pola-pola yang ada dalam masyarakat dan praktek-praktek. Yang merupakan bagian integral dari aspek-aspek struktur sosial (Leininger dan MC Farland 2002). Dalam model Sunrisenya Leininger menampilkan visualisasi hubungan antara beberapa konsep yang disignifikan.
Ide pelayanan dan perawatan (yang dilihat Leineinger sebagai bentuk tindakan dari asuhan) merupakan inti dari idenya tentang keperawatan. Memberikan asuhan merupakan jantung dari keperawatan. Tindakan membantu didefinisikan sebagai prilaku yang mendukung.
Menurut Leininger bantuan semacam itu baru dapat benar-benar efektif jika latar belakang budaya pasien juga dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan dan pemberian asuhan selalu dikaitkan dengan budaya.
Beberapa inti dari model teorinya :
  1. Asuhan membantu, mendukung atau membuat seorang atau kelompok yang memiliki kebutuhan nyata agar mampu memperbaiki jalan hidup dan kondisinya.
  2. Budaya diekspresikan sebagai norma-norma dan nilai-nilai kelompok tertentu.
  3. Asuhan transkultural perawat secara sadar mempelajari norma-norma dan nilai-nilai dan cara hidup budaya tertentu dalam rangka memberikan bantuan dan dukungan dengan tujuan untuk membantu individu mempertahankan tingkat kesejahteraanya.
  4. Diversitas asuhan cultural, Keanekaragaman asuhan kultural mengakui adanya variasi dan rentang kemungkinan tindakan dalam hal memberikan bantuan dan dukungan.
  5. Universalitas asuhan kultural merujuk pada persamaan atau karakteristik universal, dalam hal memberikan bantuan dan dukungan
C.     HUBUNGAN MODEL DAN PARADIGMA KEPERAWATAN
1.  MANUSIA 
Manusia adalah individu atau kelompok yamg memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menentukan pilihan serta melakukan tindakan. Menurut Leininger, manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun ia berada.
2.      KESEHATAN
Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan secara kultural memiliki nilai dan praktek serta merefleksikan kemampuan individu maupun kelompok untuk menampilkan kegiatan budaya mereka sehari-hari, keuntungan dan pola hidup.

3.      LINGKUNGAN
Lingkungan mengacu pada totalitas dari suatu keadaan, situasi, atau pengalaman-pengalaman yang memberikan arti bagi perilaku manusia, interpretasi, dan interaksi sosial dalam lingkungan fisik, ekologi, sosial politik, dan atau susunan kebudayaan.
4.      KEPERAWATAN
Keperawatan mengacu kepada suatu pembelajaran humanistik dan profesi keilmuan serta disiplin yang difokuskan pada aktivitas dan fenomena perawatan manusia yang bertujuan untuk membantu, memberikan dukungan, menfasilitasi, atau memampukan individu maupun kelompok untuk memperoleh kesehatan mereka dalam cara yang menguntungkan yang berdasarkan pada kebudayaan atau untuk menolong orang-orang agar mampu menghadapi rintangan dan kematian.
D.    HUBUNGAN TEORI MODEL LEININGER DENGAN KONSEP CARING
Caring adalah bentuk perhatian kepada orang lain, berpusat kepada orang lain, menghargai harga diri dan kemanusiaan , berusaha mencegah terjadi suatu yang buruk, serta memberi perhatian dan cinta. Caring adalah suatu tindakan yang dilakukan dalam memberikan dukungan kepada individu secara utuh,. Caring dalam keperawatan adalah fenomena transkultural dimana perawat berinteraksi dengan klien, staf dan kelompok lain.
Tujuannya adalah untuk membuktikan bahwa ”care” adalah cocok dan masuk akal terhadap kebutuhan klien dan realita yang ada.Leininger meyakini bahwa “ perilaku caring dan praktiknya secara unik membedakan keperawatan terhadap kontribusi dari disiplin ilmu yang lain.”
Alasan utama untuk mempelajari caring adalah :
1)        Konsep ”care” muncul secara kritis pada pertumbuhan manusia, perkembangan manusia, dan kemampuan bertahan pada makhluk hidup.
2)        Untuk secara eksplisit mengerti secara menyeluruh aturan-aturan pemberi pelayanan dan penerima pelayanan pada kultur yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan pelayanan secara kultural.
3)        ”Care” adalah studi untuk memenuhi kebutuhan yang esensial untuk proses penyembuhan, perbaikan dan untuk bertahan pada manusia dan kelompok sepanjang waktu.
4)        Profesi keperawatan telah mempelajari ”care” secara terbatas tetapi secara sistematis dari persfektif kultural dan telah melupakan aspek-aspek epistemology dan ontology yg berlandaskan pada pengetahuan keperawatan.
Leininger percaya bahwa tujuan teori ini adalah untuk memberikan pelayanan yang berbasis pada kultur. Dia percaya bahwa perawat harus bekerja dengan prinsip ”care” dan pemahaman yang dalam mengenai ”care” sehingga culture‟s care, nilai-nilai, keyakinan, dan pola hidup memberikan landasan yang realiabel dan akurat untuk perencanaan dan implementasi yang efektif terhadap pelayanan pada kultur tertentu. Dia meyakini bahwa seorang perawat tidak dapat memisahkan cara pandangan dunia, struktur sosial dan keyakinan kultur ( orang biasa dan profesional) terhadap kesehatan, kesejahteraan , sakit, atau pelayanan saat bekerja dalam suatu kelompok masyarakat tertentu, karena faktor-faktor ini saling berhubungan satu sama lain. Struktur sosial seperti kepercayaan, politik, ekonomi dan kekeluargaaan adalah kekuatan signifikan yang berdampak pada ”care” dan mempengaruhi kesejahteraan dan kondisi sakit. 
E.    HUBUNGAN TEORI MODEL LEININGER DENGAN KONSEP HOLISM
 Holistic artinya menyeluruh. Perawat perlu melakukan asuhan keperawatan secara menyeluruh/ holistic care, hal ini dikarenakan objek keperawatan adalah manusia yang merupakan indivcidu yang utuh sehingga dengan asuhan keperawatan terhadap individu harus dilakukan secara menyeluruh dan holistic.
Pada asuhan holistic maupun menyeluruh individu diperlakukan secara utuh sebagai individu/ manusia, perbedaan asuhan keperawatan menyeluruh berfokus memadukan berbagai praktek dan ilmu pengetahuan kedalam satu kesatuan asuhan. Sedangkan asuhan holistic berfokus pada memadukan sentiment kepedulian ( sentiment of care) dan praktek perawatan ke dalam hubungan personal-profesional antara perawat dan pasien yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan pasien sebagai individu yang utuh.
Leininger dengan teori modelnya telah dengan jelas memaparkan bahwa asuhan keperawatan yang diberikan pada klien atau kelompok harus mengikutsertakan individu/kelompok secara keseluruhan termasuk aspek bio-psiko-sosio-spiritual dengan menitikberatkan konsep terapi pada kondisi kultural klien.
F.   HUBUNGAN TEORI MODEL LEININGER DENGAN KONSEP HUMANISM
Filosofi (Watson 1979, 1989, 1988) mendefinisikan hasil dari aktifitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek humanistic dari kehidupan. Tindakan keperawatan mengacu kepada pemahaman hubungan antara sehat, sakit dan perilaku manusia. Intervensi keperawatan diberikan dengan proses perawatan manusia.
Perawatan manusia membutuhkan perawat yang memahami prilaku dan respon manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual maupun yang potensial, kebutuhan manusia dan bagaimana cara berespon kepada orang lain dan memahami kekurangan dan kelebihan klien dan keluarganya, sekaligus pemahaman kepada dirinya sendiri.
Selain itu perawat memberikan kenyamanan dan perhatian serta empati kepada klien dan keluarganya, asuhan keperawatan tergambar pada seluruh faktor-faktor yang digunakan oleh perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan pada klien (Watson, 1987).
Hubungan dari teori Leininger dan konsep humanism ini bahwa memberikan pelayanan kesehatan pada klien dengan memandang klien sebagai invidu sebagai personal lengkap dengan fungsinya.
G.    KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI TRANSCULTURAL DARI LEININGER

1)      Kelebihan :

a)      Teori ini bersifat komprehensif dan holistik yang dapat memberikan pengetahuan kepada perawat dalam pemberian asuhan dengan latar belakang budaya yang berbeda.
b)      Teori ini sangat berguna pada setiap kondisi perawatan untuk memaksimalkan pelaksanaan model-model teori lainnya (teori Orem, King, Roy, dll).
c)      Penggunakan teori ini  dapat mengatasi hambatan faktor budaya yang akan berdampak terhadap pasien, staf keperawatan dan terhadap rumah sakit.
d)     Penggunanan teori transcultural dapat membantu perawat untuk membuat keputusan yang kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan.
e)      Teori ini banyak  digunakan sebagai acuan dalam penelitian dan pengembangan praktek keperawatan .

2)      Kelemahan :

a)      Teori transcultural bersifat sangat luas sehingga  tidak bisa berdiri sendiri dan  hanya  digunakan sebagai pendamping dari berbagai macam konseptual model lainnya.
b)      Teori transcultural ini tidak mempunyai intervensi spesifik dalam mengatasi masalah keperawatan sehingga perlu dipadukan dengan model teori lainnya.
Akhirnya, menurut Leininger, tujuan studi praktek pelayanan kesehatan transkultural adalah meningkatkan pemahaman atas tingkah laku manusia dalam kaitan dengan kesehatannya. Dengan mengidentifikasi praktek kesehatan dalam berbagai budaya (kultur) baik dimasa lalu maupun zaman sekarang, akan terkumpul persamaan-persamaan, sehingga kombinasi pengetahuan tentang pola praktek transkultural dengan kemajuan teknologi dapat menyebabkan makin sempurnanya pelayanan perawatan dan kesehatan orang banyak dari berbagai kultur.


BAB III
PENUTUP
 A.    KESIMPULAN
 Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan asuhan dipengaruhi oleh elemen-elemen antara lain : struktur sosial seeperti tehnologi, kepercayaan dan faktor filosofi, sistem sosial, nilai-nilai kultural, politik dan fakto-faktor legal, faktor-faktor ekonomi dan faktor-faktor pendidikan.
Faktor sosial ini berhubungan dengan konteks lingkungan, bahasa dan sejarah etnis, masing-masing sistem ini nerupakan bagian struktur sosial. Pada setiap kelompok masyarakat : pelayanan kesehatan, pola-pola yang ada dalam masyarakat dan praktek-praktek yang merupakan baggian integral dari aspek-aspek struktur sosial.
Dalam model sunrisenya Leineinger menampilkan visualisasi hubungan antara berbagai konsep yang signifikan. Ide pelayanan dan perawatan (yang dilihat Leineinger sebagai bentuk tindakan dari asuhan) merupakan inti dari idenya tentang keperawatan. Memberikan asuhan merupakan jantung dari keperawatan.
Tindakan membantu didefinisikan sebagai perilaku yang mendukung. Menurut Leineinger bantuan semacam ini baru dapat benar-benar efektif jika latar belakang budaya pasien juga dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan dan pemberian asuhan selalu dikaitkan dengan budaya.
C.    SARAN
 Penerapan teori Leinienger diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang ilmu antropologi agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik.
Pelaksanaan teori leininger memerlukan pengabungan dari teori keperawatan yang lain yang terkait seperti teori adaptasi, self care, dll


Tag Search :