CONTOH SKRIPSI PENGARUH PENGAWASAN ORANG TUA DI RUMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
PENGARUH
PENGAWASAN ORANG TUA DI RUMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP
NEGERI 22 KONAWE SELATAN
SKRIPSI
OLEH
RUSDIN
NIM : 20911176
Diajukan sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarja pada program studi
administrasi pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
KENDARI
2013
HALAMAN
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENGARUH
PENGAWASAN ORANG TUA DI RUMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP
NEGERI 22 KONAWE SELATAN
RUSDIN
NIM. 209 111 76
Telah diperiksa
dan disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan dalam ujian Skripsi pada Program
Studi Administrasi Pendidikan Fakultas Keguruan
dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammdiyah Kendari
Pembimbing
I Pembimbing II
Drs.
H. Muh. Natsir, M.Si
Drs. H. Zulkifli Musthan, M.Si, M.Pd
Mengetahui
Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Muhammadiyah Kendari
Drs.
H. Muh. Natsir, M.Si
LEMBAR PERSETUJUAN TIM PENGUJI
SKRIPSI
PENGARUH
PENGAWASAN ORANG TUA DI RUMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP
NEGERI 22 KONSEL
Telah
dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Kendari
No : 367/Tug/II.0.G.b/2013
Tanggal 21
Oktober 2013
Susunan Tim Penguji Tanda Tangan Tanggal
Drs. H. Muh. Natsir, M.Si .................... ..................
(Ketua)
Dra. Sri Astuti, M.Pd
.................... ..................
(Sekertaris)
Dr. Aris Badara, S.Pd, M.Hum .................... ..................
(Anggota)
Drs. Mudair, M.Mpd .................... ..................
(Anggota)
Halima, S.Ag., M.Pd .................... ..................
(Anggota)
Kendari,...November 2013
Mengetahui :
Dekan Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Muhammdiyah Kendari
Drs. H. Muh. Natsir, M.Si
Nip 19640828 199303 1 002
PERYATAAN
KEASLIAN SKIRIPSI
Yang bertanda tangan dibawa ini :
Nama : Rusdin
Stambuk : 209 111 76
Jurusan : Administrasi Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas : Muhammdiyah Kendari
Menyatakan dengan
sebenar-benarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan hasil karya saya
sendiri, dan bukan merupakan hasil ciplakan atau plagiat atas karya orang lain.
Dan apabila dikemudian
hari, terbukti skripsi ini hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sangsi atas perbuatan yang saya lakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Kendari, Oktober 2013
Yang membuat peryataan
Rusdin
ABSTRAK
RUSDIN. 20911176.
“ Pengaruh
Pengawasan orang tua di rumah
terhadap prestasi belajar siswa
kelas VIII SMP Negeri 22 Konawe Selatan” Fakultas Kegeruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhamadiyah
Kendari (Dibimbing oleh Drs. H. Muh. Natsir, M.Si dan Drs. H. Zulkifli Musthan, M.Si , M.Pd ).
Rumusan masalah
dalam Penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah deskripsi Pengawasan orang tua di
rumah siswa kelas VIII SMP Negeri 22 Konawe Selatan ? (2) Bagaimanakah prestasi belajar siswa
kelas VIII SMP Negeri 22 Konawe selatan? (3) Apakah terdapat Pengaruh
Pengawasan Orang Tua di Rumah Terhadap Prestasi Belajar Siswa kelasVIII SMP
Negeri 22 Konawe Selatan?. Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk
mengetahui Pengawasan orang tua di rumah (2) Untuk mengetahui prestasi belajar
siswa kelas VIII SMP Negeri 22 Konawe selatan, (3) Untuk mengetahui besarnya
Pengaruh Pengawasan Orang Tua di Rumah terhadap Prestasi Belajar Siswa
kelasVIII SMP Negeri 22 Konawe Selatan.
Penelitian ini
dilaksanakan di SMP Negeri 22 Konawe Selatan
dengan jumlah populasi
adalah 160 orang siswa adapun
sampel dalam penelitian ini sebanyak 32 orang siswa (20%) dari
populasi.Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini dengan
menggunakan angket dan dokumentasi.
Hasil penelitian
menunjukan bahwa (1) Pengawasan Orang Tua di Rumah Siswa kelasVIII
SMP Negeri 22 Konawe Selatan, berada dalam kategori baik sekali yakni (76 %),
(2) Prestasi Belajar Siswa kelas VIII SMP Negeri 22 Konawe Selatan berada dalam
sedang dengan rata-rata yakni (83.1). (3) Pengaruh pengawasan orang tua di rumah terhadap
Prestasi Belajar Siswa kelasVIII SMP Negeri 22 Konawe Selatan, melalui analisi
regresi linear sederhana menunjukan bahwa nilai persamaan regresinya adalah Ỷ= 32,99+ 0,71, dan uji
keberartian regresi menujukan bahwa nilai = 32,92 >= 4,17 dengan taraf kepercayaan α = 0,05
dan α = 0,01. Dan pengujian korelasi
produck moment dengan nilai = 0,86 dengan koefisien determinasi =
73,96%. Sedangkan hasil uji t, diperoleh nilai
= 17,42 = 2,042
pada taraf kepercayaan α = 0,05 dengan dk = n-2= 32-2 = 30 adalah t (1- α)
(n-2). Maka dapat di simpulkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan
antara pengawasan orang tua di rumah terhadap Prestasi Belajar Siswa kelasVIII
SMP Negeri 22 Konawe Selatan. Meningkatnya hasil belajar siswa diakibatkan
karena pengawasan orang tua di rumah yang sangat baik.
KATA
PENGANTAR
Segala puji
bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Shyalawat dan salam tetap terlimpahkan kepada jujungan Nabi
besar Muhammad Saw, teriring keluarga, sahabat dan para penerus perjuangan
beliau hingga akhir zaman.
Selanjutnya, dengan iringan rahmat
dan hidayanya dari Allah SWT, penulis dapat menyusun sebuah hasil penelitian
yang berjudul “ Pengaruh Pengawasan Orang Tua di Rumah Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 22
Konawe Selatan”. Atas bimbingan Drs.
H. Muh. Natsir, M.Si dan
Drs. H. Zulkifli Musthan, M.Si, M.Pd. Sehingga hasil penelitian ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung, khususnya kepada :
Dr. Rifai Nur.
M.Hum. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Kendari.
Drs. H. Muh. Natsir,
M.Si. Selaku dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Kendari.
Dalman, S.Pd, Selaku
ketua prodi administrasi pendidikan Universitas Muhammadiyah Kendari.
Seluruh dosen dan
staf FKIP Universitas Muhammadiyah Kendari.
Kedua orang tua saya
almarhum Bulanggani (Ayah) dan almarhuma Halifa (Ibu).
Dan seluruh keluarga
yang telah mendo’akan sehingga penyusunan hasil penelitian ini dapat
terselesaikan.
Seluruh reken-rekan
mahasiswa universitas Muhammdiyah Kendari khususnya program studi admistrasi
pendidikan angkatan 2009.
Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan dalam upaya penyusunan
hasil penelitian ini, yakni masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
kriktik dan saran dari pembaca sangat diharapkan sehingga dapat digunakan untuk
pengembangan lebih lanjut. Akhir kata semoga hasil penelitian ini dapat
berguna, khususnya para mahasiswa yang melakukan penelitian yang relepan dengan
penelitian ini. Terima kasih.
Kendari, Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................................
i
HALAMAN
PERSETUJUAN TIM PENGUJI SKIRIPSI................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN
PEMBIMBING................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN
SKRIPSI............................................................... iv
ABSTRAK............................................................................................................... v
KATA
PENGANTAR............................................................................................ vi
DAFTAR
ISI............................................................................................................ viii
DAFTAR
TABEL................................................................................................... x
DAFTAR
LAMPIRAN.......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
Latar
Belakang.............................................................................................. 1
Rumusan
Masalah......................................................................................... 3
Tujuan
Penelitian.......................................................................................... 3
HipotesisPenelitian....................................................................................... 4
Mamfaat
Penelitian....................................................................................... 4
Defenisi Istilah............................................................................................ 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pengawasan
Orang Tua
Dirumah................................................................. 6
Konseb
Prestasi Belajar Siswa.................................................................... 16
Kerangka
Berpikir......................................................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN
Tempat
dan Waktu Penelitian .................................................................... 21
Populasi
dan
Sampel..................................................................................... 21
Jenis Penelitian ……………………………………………………………. 22
Variabel
dan Desain Penelitian..................................................................... 22
Teknik
Pengumpulan
Data............................................................................ 23
Teknik
Analisis
Data..................................................................................... 23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
PENELITIAN
Hasil
penelitian
.......................................................................................... 27
Pembahasan................................................................................................ 32
BAB V PENUTUP
Kesimpulan................................................................................................. 34
Saran
.......................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan keharusan bagi
manusia sebagai makhluk individu, maupun sebagai makhluk sosial. Pada umumnya
anak berasal dari lingkungan keluarga, maka kegiatan pendidikan selalu dimulai
dari lingkungan keluarga, karena keluarga merupakan pendidikan pertama dan
utama bagi setiap anak.
Pengaruh pengawasan orang tua di rumah
yang sangat kompleks mengakibatkan prestasi belajar anak akan meningkat
sehingga mencapai tujuan pandidikan. Sejalan dengan itu, maka anak berada dalam
lingkungan sekolah untuk dididik, didewasakan, dan dibekali dengan pengetahuan,
keterampilan dan sikap sampai batas jenjang pendidikan tertentu. Akan tetapi
pengaruh pengawasan orang tua di rumah, kodrat yang tidak dapat diganti
kedudukan dengan orang lain. Orang tua memang berperan penting dalam
meningkatkan prestasi pendidikan anaknya, karena tanpa ada dorongan atau
bimbingan dari orang tua maka peningkatan prestasi belajar anak akan mengalami
hambatan, dan akan menurun sampai batas terendah. Orang tua mempuyai kewajiban
untuk selalu berusaha mengarahkan anaknya kepada keberhasilan dan terhindar
dari segala macam bentuk kesulitan sebab anak harus diajar dan di biasakan agar
segala yang dilakukan utamanya dalam
kegiatan belajar dapat berhasil dengan baik. Leman, (2006: 1) mengemukakan
bahwa seorang anak akan dapat berhasil dalam kegiatan belajarnya maka
diperlukan adanya pengawasan dari orang tua. Pengawasan dapat dilakukan dalam
bentuk : (1) mengatur jadwal pelajaran secara tepat, (2) memperhatikan anak
pada saat ia belajar, (3) mengecek serta mengoreksi dan hasil belajar yang
dilakukan anak.
Disinilah orang tua melakukan bimbingan
terhadap anaknya dengan baik dan terarah
maka dengan sendirinya anak akan merasa diperhatikan, sehingga anak akan
menyadari arti dan pentingnya pengawasan orang tua, untuk menujang kegiatan belajarnya
demi mencapai prestasi belajarnya di sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan.
Sejalan dengan uraian di atas
bahwa di sekolah guru menghadapi siswa yang cukup banyak, yang berasal dari
lingkungan yang berbeda, yang masing-masing menunjukkan sikap, watak, serta
sifat yang berbeda secara individu dengan latar belakang kehidupan keluarga
yang berbeda. Dalam keaneka ragaman inilah yang merupakan alat sehingga anak
bukan di sekolah saja harus melakukan aktivitas belajar akan tetapi perlu
lagi dilakukan di rumah, sebab guru
tidak dapat memberikan perhatian pelajaran secara penuh pada setiap anak atau
dengan kata lain pengaruh pengawasan orang tua di rumah dan sekolah haruslah
ada keterkaitan untuk pencapaian prestasi
belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 22 Konawe
Selatan yang terlihat adanya pengawasan orang tua di rumah yang baik namun
masih terdapat pengawasan orang tua di rumah yang masi kurang. Oleh karena itu,
penulis memandang perlu adanya penelitian tentang ‘’Pengaruh Pengawasan Orang
Tua di Rumah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 22 Konawe Selatan’’.
Rumusan Masalah.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas,
maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah;
Bagaimanakah
deskripsi Pengawasan Orang Tua di
Rumah pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 22 Konawe Selatan?
Bagaimakah Prestasi Belajar Siswa kelas VIII di SMP
Nengeri 22 Konawe Selatan ?
Apakah terdapat Pengaruh Pengawasan Orang Tua di
Rumah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 22 Konawe
Selatan?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah
:
Untuk mengetahui
pengawasan orang tua
di rumah siswa kelas VIII SMP Negeri 22 Konawe Selatan tahun pelajaran
2012/2013.
Untuk mengetahui
perestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 22 Konawe Selatan tahun
pelajaran 2012/2013.
Mengetahui besarnya pengaruh pengawasan orang tua
dirumah terhadap perestasi belajar kelas VIII SMP Negeri 22 Konawe Selatan.
Hipotesis
Penelitian
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan tujuan penelitian maka
dirumuskan hipotesis dalam penelitian
ini apakah ada Pengaruh Pengawasan Orang
Tua di Rumah terhadap Prestasi Belajar Siswa kelas VIII SMP Negeri 22 Konawe
Selatan.
H1 = Ada pengaruh pengawasan orang tua
di rumah terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 22 Konawe
Selatan.
H0 =
Tidak ada pengaruh pengawasan orang tua di rumah terhadap prestasi belajar
siswa kelas VIII SMP Negeri 22 Konawe Selatan.
Mamfaat
Penelitian.
Bagi sekolah, sebagai sumber informasi bagi orang
tua, guru dan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa di
SMP Negeri 22 Konawe Selatan.
Bagi peneliti, sebagai bahan rujukan untuk memperluas khasanah keilmuwan penulis.
Sebagai masukan bagi guru SMP Negeri 22 Konawe
Selatan agar selalu lebih meningkatkan lagi cara mengajarnya.
Bagi peneliti lain, sebagai bahan rujukan peneliti mendatang
yang mengangkat permasalahan yang relevan dengan penelitian ini.
Definisi
Istilah
Pengawasan orang tua di rumah adalah bimbingan orang
tua dalam kegiatan pendidikan anak-anaknya di rumah.
Prestasi belajar adalah hasil atau tarap kemampuan
yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar-mengajar dalam kurun
waktu yang telah ditentukan berupa nilai rapor.
Pengaruh pengawasan orang tua di rumah terhadap perestasi belajar siswa adalah efek
atau akibat yang ditimbulkan oleh bimbingan orang tua di rumah yang menyebabkan
meningkatnya perestasi belajar siswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pengawasan Orang Tua di Rumah.
Anak merupakan amanat bagi kedua orang
tuanya. Hatinya yang suci adalah permata yang mahal. Apabila ia di ajari dan
dibiasakan untuk berbuat kebaikan, maka ia akan tumbuh pada kebaikan itu dan
mendapatkan kebahagiaan didunia dan diakhirat. Tetapi apabila ia dibiasakan
untuk berbuat kejahatan dan dibiarkan seperti binatang-binatang, maka ia akan
sengsara dan binasa. Cara membesarkan anak yang baik adalah mendidik dan
mengajarkan akhlak yang mulia padanya. Secara simpel kita dapat menyadari bahwa
sesunguhnya anak-anak yang cerdas hanya akan terlahir dari orang tua yang
cerdas, anak yang kreatif juga akan terlahir dari keluarga kreatif. Jadi orang
tua dewasalah yang akan memiliki peran penting dalam mempersiapkannya menjadi
manusia dewasa yang lebih baik, Imam Al-Ghazali dalam Andang Ismail (2009 :14).
Menurut Surya (2001: 2,9), dalam mendidik
anak, keluarga berperan sebagai sumber keteladanan, pemberi motivasi, pemberi
bimbingan bagi anak agar mencapai berbagai sukses yang bermakna dan mewujudkan
masa depan yang gemilang dalam bentuk karir yang tepat. Selajutnya orang tua
selain mempunyai peran yang sangat penting dalam keluarga keperluan anak juga
menjadi tanggung jawab keluarga. Pada sisi lain orang tua diharapkan untuk
senantiasa memberikan motivasi belajar kepada anak-anaknya di rumah dan juga
ada bimbingan orang tua secara memadai terarah sebagai teladan untuk menggali
potensi yang ada pada diri anak secara optimal.
Orang tua perlu menunjukkan banyak
keinginan untuk mengetahui dan suka menyelidiki hal-hal baru yang muncul dalam
diri anak secara bersama-sama. Maka anak akan jauh lebih baik dan mudah
dimengerti, dalam mempelajari suatu perkara serta kebutuhan batinnya sudah
terpenuhi dan ia akan mempunyai kesempatan untuk menyalurkan rasa ingin taunya
yang sangat besar itu. Mendidik anak adalah tugas yang sangat mulia peranan
penting dalam mendidik anak dalam lingkungan keluarga atau rumah tangga adalah
pengawasan orang tua, sebab orang tua setiap hari berada dirumah. Oleh karena
itu, orang tua adalah guru pertama dan penting bagi anak, (Ahmadi, 2004 :177).
Menurut Leving dalan Ihroni (2004:
68),mengatakan bahwa pengawasan orang tua adalah suatu keberhasilan anaknya
antara lain ditujukan dalam bentuk perhatian terhadap kegitan pelajaran
disekolah dan menekankan arti penting pencapaian pretasi oleh sang anak, tapi
disamping itu orang tua perlu menghadirkan pribadi sukses yang dapat dijadikan
teladan bagi anak.
Seperti yang dijelaskan dalam penelitian
(Henderson dan Mapp, 2002; National
Standars For Parent/Family Involment Programs, 2004) membuktikan bahwa
pengawasan orang tua dalam pendidikan anak-anaknya dirumah berhubugan dengan,
(1) Potensi anak, (2) perilaku anak, (3) budaya.
Pengawasan orang tua dirumah terhadap prestasi belajar siswa merupakan
suatu keharusan yang dilakukan oleh orang tua dalam rumah tangga, baik yang
dilakukan sengaja ataupun tidak di sengaja sebagaimana yang diungkapkan oleh
Atmaja, (1991: 20) bahwa: Hendaknya orang tua berhenti berhati lemah mengawasi
anak-anaknya tetapi berhati kuat dalam mendidiknya. Dengan demikian, orang tua
merupakan peletakan pertama atau peletakan dasar bagi perkembangan pendidikan
anak, karena orang tua yang selalu memperhatikan kebutuhan dan mengawasi
anak-anaknya dalam memperlancar kegiatan proses belajar anak baik dirumah
maupun di sekolah sehingga anak dapat berperestasi di sekolah. Dalam hal ini
orang tua telah diketahui bahwa keluarga merupakan pusat pendidikan pertama dan
utama bagi anak, maka suasana rumah tangga juga harus memperhatikan kebutuhan
anak dalam menciptakan suasana emosional anak yang baik.
Anak merupakan tumpuan dan harapan di masa
depan, maka orang tua senantisa memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan
anak-anaknya serta mengubah prilaku anak-anaknya. Semua orang tua berperan
aktif dalam pendidikan anak dan ingin melihat anaknya berhasil di sekolah, oleh
karena itu, keluarga mempunyai tugas fundamental dalam mempersiapkan anak bagi
peranannya dimasa depan. Dasar-dasar prilaku, sikap hidup dan berbagai
kebiasaan ditanamkan kepada anak sejak dalam lingkungan keluarga, semua yang
menjadi landasan bagi perkembangan pribadinya itu tidak mudah berubah. Oleh
sebab itu, penting sekali diciptakan lingkugan keluarga yang baik, dalam arti
menguntungkan bagi kemajuan prestasi belajarnya yang baik dan perkembangan
pribadi anak serta mendukung terciptanya tujuan pendidikan yang dicita-citakan,
Ki Hajar Dewantoro dalam Andang (2005).
Dalam esensinya pendidikan merupakan
tanggung jawab keluarga, sedangkan sekolah hanya berpatisipasi, karena produk
utama pendidikan adalah disiplin diri, maka pendidikan keluarga secara esensial
adalah meletakan dasar. Dasar disiplin diri untuk memiliki dan dikembangkan
oleh anak (Wayson, dalam Slamet Iman Santoso, 1990).
Didalam keluarga pendidikan anak harus
dimulai, inilah sekolah yang pertama. Disinilah ibu bapak sebagai guru-gurunya,
maka anak itu harus belajar, segalah pelajaran yang memimpinnya sepanjang
hidupnya yaitu pelajaran-pelajaran penghormatan, pemerataan, pengendalian diri
dan kejujuran. Ini adalah mata pelajaran dasar yang perlu diajarkan oleh
seorang ibu kepada anaknya dalam rumah tangga.
E.G. White (1991:24)
berpendapat bahwa kewajiban bapak kepada anaknya tidak dapat dipindahkan
kepada ibu. Kalau ibu melakukan kewajibannya sendiri ia pun mempunyai cukup
tanggung jawab untuk dipikul. Dengan demikian kedudukan seorang ayah dalam
keluarga sangat penting, selain menjadi kepala keluarga juga turut bertanggung
jawab dalam mendidik dan membimbing anak-anaknya. Sedangkan menurut Dr. Lee
Salk (1991), kedudukan seorang ayah sama-sama menyenangkan dengan kedudukan
sebagai seorang ibu. Namun seorang ayah bisa menujukkan keunggulan yang luar
biasa, memiliki pengalaman hidup yang lebih mempesonakan karena ia ikut
memberikan keturunan. Hal ini mencakup
kesempatan untuk membina watak si anak, mendidik, mempengaruhi perkembangan tabiatnya,
melindungi anak yang masih hijau dan membantu anak mendapat kedudukannya, serta
mengawasi setiap apa yang ia lakukan.
Selama ini telah diakui bahwa keluarga
adalah salah satu tri pusat pendidikan yang menyelengarakan pendidikan secara kodrati. Menurut Kamrani
Buseri, (2004 :22) bahwa pendidikan dilingkugan keluarga berlangsung sejak lahir,
bahkan setelah dewasa pun anak masih berhak diawasi oleh orang tuanya sekaligus
memberikan nasehat kepada anaknya. Oleh karena itu, keluarga memiliki nilai-nilai
dan strategi dalam memberikan pendidikan kepada anak. Menurut Rektor IAIN
Antasari Banjarmasin, mengatakan bahwa rumah tangga merupakan pondasi terhadap
perkembangan agama bagi anak. Anak pertama kali berkenalan dengan ayah dan ibu,
sudara-sudara serta anggota keluarga lainnya. Melalui pengawasan itulah terjadi
suatu proses penerimaan pengetahuan dan nilai-nilai apa saja yang hidup dan
berkembang dilingkungan keluarga. Semua
yang diterima dalam fase awal itu akan menjadi referensi kepribadian anak yang
baik pula dalam pergaulan masyarakat. Senada dengan pendapat Duval, (1991: 2)
bahwa, orang tua, dalam keluarga berperan sebagai guru, penuntun, pengajar, serta sebagai pemimpin pekerjaan
dan pemberi contoh tetapi perlu juga disadari bahwa pendidik tidak mempunyai
kemampuan mengubah pribadi anak. Dia hanya sekedar berupaya secara oftimal,
kemudian berdo’a kepada Yang Maha Kuasa memohon upayanya diridhohi, oleh sebab
itu keteladanan berupa disiplin positif dari orang tua, merupakan upaya
pengawasan yang sangat besar peranannya dalam membantu anak untuk memiliki dan
mengembangkan dasar-dasar disiplin diri.
Orang tua mempuyai kewajiban untuk
selalu berusaha mengarahkan anaknya kepada keberhasilan dan terhindar dari
segala macam bentuk kesulitan sebab anak harus diajar dan di biasakan agar
segala yang dilakukan utamanya dalam
kegiatan belajar dapat berhasil dengan baik. Leman, (2006: 1) mengemukakan
bahwa seorang anak akan dapat berhasil dalam kegiatan belajarnya maka
diperlukan adanya pengawasan dari orang tua. Pengawasan dapat dilakukan dalam
bentuk : (1) mengatur jadwal pelajaran secara tepat, (2) memperhatikan anak
pada saat ia belajar, (3) mengecek serta mengoreksi dan hasil belajar yang
dilakukan anak.
Dari semua pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa orang tua yang memperhatikan pendidikan anaknya meliputi :
(1) meningkatkan waktu belajarnya di rumah, (2) mengawasi kegitan belajarnya di
rumah, (3) membantu menyediakan atau melengkapi sarana dan prasarana
belajarnya, (4) membantu menyelesaikan tugas pelajarannya dari sekolah, (5)
memberikan hadiah jika prestasinya baik, (6) menghadiri rapat jika ada rapat
dengan orang tua siswa di sekolah, (7) memperhatikan pembayaran administrasi
sekolah.
Peranan orang tua dalam mendidik anak
dalam sebuah keluarga, tentunya adalah
ayah dan ibu dalam mendidik anak-anaknya. Didalam mendidik anak dan mengembang
potensi atau kemampuan anak haruslah memperhatikan : (1) mehami makna mendidik,
(2) menghindari sikap otoriter, acuh-tak acuh, memanjakan dan selalu kawatir,
(3) membantu anak memecakan persoalan yang dihadapi anak, (4) menjaga
keharmonisan.
Orang tua sebagai pengasuh
dilingkungan keluarga adalah sebuah
sekolah orang tua harus menjadi tokoh utama dalam pekerjaan mengasuh anak-anaknya. Maka orang
tua haruslah senantiasa menjadi pengasuh yang baik bagi anaknya. Mengasuh anak
merupakan tugas yanng sangat mulia karena orang tua sangat berperan penting
dalam mengasuh anak, juga menjadi guru pertama anak dilingkungan rumah tangga sebelum turun
kepada orang lain (sekolah).
Anak
adalah merupakan sebuah amanah orang tua yang dititipkan oleh Allah SWT,
nasip dan masa depan merekah ada dipungung kedua orang tuanya. Maka kewajiban
mereka adalah memelihara, mendidik, dan membesarkan anak-anaknya agar menjadi
manusia yang mempunyai pontensi dan berguna. Peranan orang tualah yang
membentuk kepribadian anak terbentuk dan sekolah mengajarkan nilai-nilai
pendidikan, ketika merekah mulai memasuki jenjang pendidikan sekolah yang
pertama kalinya.
Adapun upaya orang tua sebagai pengasuh
antar lain : (1) melatih, (2) memberikan contoh prilaku yang sesuai dengan
nilai-nilai yang berdasarkan acuan moral, (3) berdialok dengan anak, (4)
kontrol terhadap prilaku anak, (5) memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan
anak-anaknya.
Pengawasan orang tua merupakan suatu keharusan
yang dilakukan setiap orang tua
lingkungan keluarga. Sayekti, (1991 :147) menyatakan bahwa penerapan nilai-nilai agama yang ada didalam diri
seorang anak sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan keluarga, karena
yang berakar pada ketaatan beragama. Prilaku anggota kelarganya senantiasa
dikendalikan oleh keyakinan terhadap nilai-nilai agama tersebut.
Ki Hajar Dewantara, menyatakan bahwa
keluarga merupakan “ pusat pendidikan ”
yang pertama dan terpenting karena sejak timbulnya adab kemanusiaan sampai
kini, keluarga selalu mempengaruhi pertubuhan budi pekerti tiap-tiap manusia.
Orang tua dapat menanamkan benih kebatinan yang sesuai dengan kebatinannya
sesndiri kedalam jiwa anak-anaknya. Dalam hal ini upaya orang tua untuk
mendumbuhkan kontrol diri anak yang didasari nilai-nilai moral agama. Nilai
moral tersebut cerminan dari nilai-nilai agama karena memberikan arah yang
jelas kepada anak dan mencerminkan disiplin diri yang bernuansa agama. Jika
orang tua mampu memberikan penguatan-penguatan yang dapat diterima oleh anak
sesuai dengan prilaku-prilakunya. Dengan demikian, setiap upaya orang tua dapat
diapresiasi dan disadari anak sebagai pertolongan, bimbingan dan bantuan.
Pola asuh orang tua tak luput pula
pembentukan disiplin diri yang ada di dalam diri anak merupakan produk disiplin,
kepemilikan disiplin, memerlukan proses belajar. Pada proses belajar perlu ada
upaya orang tua. Hal ini dapat dilakukan dengan cara : (1) melati, (2)
membiasan diri berprilaku sesuai dengan nilai-nilai berdasarkan acuan moral,
(3) perlu adanya kontrol orang tua untuk mengembangkannya.
Di lingkungan keluarga yang menerapkan
disiplin yang baik, sekurang-kurangnya mempunyai tiga ciri sebagai berikut: (1)
keluarga memberikan suasana emosional yang baik bagi anak-anaknya seperti
perasaan senang, aman, disayngi dan dilindungi, (2) mengetahui dasar-dasar
kendidikan, terutama berkenaan dengan kewajiban dan tangung jawab orang tua
terhadap pendidikan anak serta tujuan dan isi pendidikan yang di berikan
kepadanya, (3) bekerja sama dengan tempat pendidikan anak, Hary Noer Aly (1999:
18).
Salah satu tujuan terpenting dari
pembentukan disiplin keluarga adalah untuk menuhi kebutuhan cinta kasih sayang
anak-anaknya, naluri menyangi anak merupakan potensi yang diciptakan Allah SWT
bersamaan dengan penciptaan manusia. Orang tua berkewajiban menjaga fitrah anak
agar tidak melakukan penyimpangan-penyimpangan. Dalam konsep islam keluarga
adalah penangung jawab utama terpeliharanya fitrah anak, An-Nahlawi (1995:
18).
Dalam hal ini sangat diperlukan
sebagai paduan dalam membuat perubahan dan pertumbuhan anak, memelihara harga
diri anak, dan menjaga hubungan yang erat antara orang tua dan anak. Dari
ketiga paduan ini lahir strategi yang mengharuskan orang tua memiliki kemampuan
mengatur (manajemen) anak, mengendalikan anak, serta merangsang anak untuk
berprilaku sesuai dengan acuan moral yang secara esensial bermakna sama dengan
tindakan pendidikan, Schaerfer,
(1991 :12).
Dari
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
orang tua sebagai pendidik dan pengasuh sebagai berikut:
Pada hakikatnya keluarga merupakan
tempat pendidikan pertama dan utama bagi anak, maka suasana kehidupan keluarga
juga harus memperhatikan kebutuhan anak dalam menciptakan suasana emosional
yang baik. Rasa kasih sayang serta serta ketentraman yang didasarkan bersama
dalam suasana bahagia. Kebahagian itu pada gilirannya akan memberi anak rasa
percanya diri, tentram cinta serta menjaukan diri dari rasa gelisa dan berbagai penyakit mental
yang dapat melemahkan pribadinya. Jadi, jika seorang anak ditemukan prestasinya
menurun, bisa jadi ini lebih disebabkan oleh ketidak waspadaan orang tua
terhadap perkembangan pisikologi anak.
Mengigat pentingnya tugas dan
tangung jawab orang tua dilingkungan keluarga dalam pembentukan prestasi
anak-anaknya, dalam hal ini orang tua harus dapat menuhi kasih sayang serta
menjaga dan mengembangkan potensi dasar
untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Pada hakikatnya anak dilahirkan dengan
membawa potensi dasar (fitrah). Untuk itu kewajiban orang tua adalah membibing
dan membina fitrah tersebut kearah yang menguntungkan bagi perkembang prestasi
anak, sehingga anak benar-benar menjadi generasi kreatif yang mandiri. Pola
asuh orang tua dalam membantu anak mengembangkan prestasinya akan mendorong
potensi anak untuk tumbuh menjadi pribadi yang memiliki kemampuan kecerdasan
yang tinggi, pengendalian yang baik, serta kuat spritualnya. Dalam hal ini pola
asuh orang tua yang dapat mendukung anak mengembangkan prestasinya sebagai berikut: (1) menunjang dan mendorong
kegiatan yang diminati anak, (2) meningmati keberadaanya bersama anak, (3)
menjalin hubungan kerja sama yang baik bersama anak, (4) mendorong kemandirian
anak, (5) memberikan pujian yang sunguh-sunguh terhadap karya anak, (6)
memberikan kesempatan kepada anak berpikir untuk merenung dan berkhayal, (7)
merangsang daya pikir anak dengan cara mengajak berdiskusi, (8) memberikan
kesempatan kepada anak untuk menetukan atau mengambil keputusan, (9) memberikan
penjelasan yang dapat diterima akal sehat anak ketika anak menemui masalah,
(10) memberikan pasilitas yang cukup bagi anak untuk mengembangkan bakatnya.
B.
Konsep Prestasi Belajar
Setiap orang dalam
mengerjakan suatu kegiatan termasuk belajar selalu mengiginkan perestasi yang
baik. Dalam hal ini, pengertian perestasi belajar secara garis besar harus
bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Prestasi belajar adalah
hasil yang telah dilakukan atau di kerjakan, prestasi yang dimaksudkan disini
adalah suatu hasil yang dicapai mengenai pendidikan dan pembelajaran, Dekdikbut
(2001: 895). Hal serupah dikemukakan oleh Slameto (2003) bahwa belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagi pengalaman sendiri dalam interaksi
lingkungan. (http://www.Sunartonis.
Worddpres.Com/22/12/2009) pengertian-prestasi-belajar). Selaras dengan pendapat
di atas, Nawawi, (2002; 5) bahwa prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku
dari tidak tau menjadi tau, baik mengerti, tidak dapat melakukan menjadi dapat
melakukannya. Selanjutnya Gagne dalam Nawawi (2002; 4-5) menyatakan bahwa belajar
terjadi apabila suatu stimulis bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa
sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum mengalami situasi itu kewaktu
sesudah mengalami situasi tersebut. Withenrington menyatakan bahwa belajar
adalah suatu perubahan dalam keperibadian yang menyatakan dari sebagai pola
baru dalam reaksi kecakapan, sikap, kebiasaan, kepadaian, atau suatu
pengertian. Morgan menyatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang
relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan
pengamalan.
Slameto, (2003: 2)
mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi denga
lingkungannya. Lebih jauh Sudjana, (2004: 22) mengemukakan bahwa prestasi
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya, pada antara hasil belajar dan prestasi belajar mempunyai
arti yang sama, karena hasil belajar merupakan bagian dari preatasi.
Menurut Mustakim (1998: 89) belajar adalah bukan
semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam
bentuk informasi atau materi pelajaran, namun belajar adalah suatu proses,
perubahan pengetahuaan, pengalaman sikap dan tingkah laku, kebiasaan dan
perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar (Nana, 1998:
3).
Sedangkan menurut, Tu’u
(2004: 76) mengatakan bahwa prestasi belajar belajar tebagi atas 3 bagian
yaitu: (1) prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika ia
mengikuti dan mengerjakan tugas atau pembelajaran disekolah, (2) prestasi
belajar dapat dinilai dari aspek kognitip, (3) prestasi belajar dibuktikan dan
ditujukan melalui nilai atau angka dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru
terhadap tugas-tugas dan hasil ulangan atau hasil ujian yang telah di tempuh
dalam kurun waktu yang ditetapkan.
Selain prestasi belajar
yang perlu dipahami juga adalah hasil belajar tersebut. Menurut Mappa dalam
Hasbullah (2003: 16) menyatakan bahwa hasil belajar adalah sebuah prestasi yang
didapatkan oleh siswa dalam bidang study tertentu dan untuk meperolehnya dengan
mengunakan tes sebagai pengukur keberhasilan siswa. Sementara menurut Amril
Muhammad (2004: 93) mengatakan bahwa selain prestasi dan hasil belajar yang
perlu di perhatikan adalah evluasi belajar, karna untuk menmgetahui berhasil
atau tidaknya harus diadakan evaluasi. Kegunaan evaluasi belajar adalah untuk
menyempurnakan proses belajar mengajar, dengan adanya evaluasi secara teratur
bukan hanya untuk mengetahui tingkat daya serap dan kemampuan anak didik,
tetapi yang terpenting adalah bagaimana memampaatkan hasil belajar tersebut.
Sekaligus memperbaiki dan meyempurnakan proses belajar mengajar, oleh karena
itu, fungsi evaluasi sangat dalam rangka meningkatkan kemampuan prestasi
belajar siswa dalam kinerja sekolah secara keseluruhan.
Menurut
Djamarah (1994;19) bahwa perestasi adalah hasil dari sebuah kegiatan yang telah
dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok, lebih lanjut
dijelaskan bahwa prestasi adalah apa yang telah diciptakan, hasil dan pekerjaan
yang menyenangkan hati yang diperolah
dengan dengan keuletan kerja.
Dari uraian diatas penulis
dapat menyimpulkan bahwa perestasi belajar merupakan hasil dari sesuatu
kegiatan yang dicapai atau dikerjakan baik secara individu maupun secara
kelompok yang dapat menyenagkan hati, yang diperolah melalui perjuanggan yang
secara ulet, dalam bidang kegiatan tertentu. Prestasi belajar mempunyai fungsi
sebagai berikut : (1) sebagai indikator dan kuantitas pengetahuan yang telah
dikuasai anak didik, (2) sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu, (3) sebagai
informasi dan motivasi pendidikan, (4) sebagai indikator dari suatu institusi
pendididkan , (5) sebagai indikator sebagi daya serap anak didik (Arifin 1998;
3).
Prestasi belajar
dimaksudkan adalah perestasi belajar yang merupakan hasil interaksi berbagi
faktor yang mempengaruhi proses belajar secara keseluruhan. Hasil interaksi
tersebut menyebabkan adanya perbedaan perestasi belajar antara individu yang
satu dengan yang lain. Prestasi merupakan suatu kecakapan yang akan dicapai
melalui proses belajar disekolah yang diyatakan dengan nilai-nilai prestasi
belajar berdasrkan hasil tes perestasi belajar (Moh.Surya, 2001: 2-9)
Dengan uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa perestasi belajar siswa adalah nilai tertinggi atau
rata-rata daya serap siswa dapat memecahkan belajarnya secara baik. Prestasi
belajar merupakan hasil yang telah dicapai pada setiap bidang studi. Prestasi
belajar ini sesungguhnya merupakan akumulasi dari berbagai hal yang bersinergi
dalam membibing, mengarahkan anak kearah penguasaan dan pemahaman seorang anak
terhadap materi pelajaran yang diberikan kepada mereka. Perestasi belajar bukan
merupakan hasil akhir semata-mata, akan tetapi dia merupakan arah yang menjadi
tujuan dari serangkaian aktifitas belajar mengajar baik dalam kelas maupun
diluar kelas.
C. Kerangka Pikir
Prestasi belajar
adalah hasil atau tarap kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti
proses belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu berupa nilai rapor.
Disinilah orang tua melakukan bimbingan terhadap anak-anaknya yang terarah
dengan baik maka, dengan sendirinya anak akan merasa di perhatikan, sehingga
anak akan menyadari arti pentingnya pengawasan orang tua di rumah untuk
menujang kegiatan belajar demi mencapai perestasi yang baik, sesuai apa yang di
harapkan oleh orang tua maupun sekolah.
Untuk lebih lengkapnya silahkan lihat dibawah ini